Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Sebulan Untukmu"

14 November 2018   22:00 Diperbarui: 14 November 2018   22:27 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba waktuku untuk memenuhi tugas kuliah setelah sebulan libur dan mengistirahatkan pikiran. Dia disana telah menunggu, menatap penuh ragu apakah aku siap menjawabnya atau mungkin belum. Sebulan berlalu pertanyaan itu masih terdengar baru saja semalam di ucapkan, hingga aku tak punya waktu untuk memikirkan jawabannya.

" Haiii.. El ?" sapanya padaku dipagi yang mendung ini.

" Haii Dan..!!" aku membalas disertai senyuman ceria diwajahku, sengaja melupakan sejenak atas pertanyaannya sebulan lalu, berharap ia juga tak akan membahasnya.

"ada jadwal hari ini..?" kali ini aku ragu untuk menjawabnya, karena aku sendiri bingung dengan kegiatan ku hari ini yang memang kosong, tetapi ingin sekali rasanya pergi ke kampus, mungkin sekedar menyapa dosen, kawan dan menggunakan wifi kampus, atau kegiatan lain.

"hhmm....." bibirku rapat dan menggeleng kepala perlahan.

"sudah siap melanjutkan tugas akhir..?"

"aku ragu, tapi harus segera ku selesaikan, bagaimana denganmu ..?"

"hari ini aku ada ketemu sama dosen, membahas bab akhirku, jadi aku pergi dulu El, nikmati harimu..."

Hiyaahhhh adegan apa barusan, dia pamer hasil tugas akhirnya padaku?, jadi sebulan kemarin ia isi dengan mengerjakan tugas akhir itu. Aku terdiam beberapa saat hingga seseorang menyenggolku membuyarkan pikiranku.

Aku duduk ditaman membuka laptopku dan membuka folder tugas akhir, ahh apa yang harus ku lakukan tiba-tiba begini. Ku tengok sekeliling, keramaian anak-anak yang tengah menikmati masa mudanya di kampus. Lamunanku terbang jauh kewaktu dimana pertama kali ku pijakkan kakiku di kampus.

Aku harus keluar dari kampus ini secepatnya, tak mau berlama-lama menjadi mahasiswa abadi yang tak tentu arah masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun