Mohon tunggu...
samaria
samaria Mohon Tunggu... siswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Sosiologi dalam Perannya Sebagai Peneliti : Pemanfaatan Data Riset Sosial untuk Penanganan Masalah Kenakalan Remaja

8 Oktober 2025   21:12 Diperbarui: 8 Oktober 2025   21:10 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku menyimpang di kalangan remaja, yang mencakup aksi kekerasan antar pelajar, keterlibatan dalam penyalahgunaan zat terlarang, dan praktik perundungan, merupakan fenomena kemasyarakatan yang senantiasa dihadapi. Penanganan yang efektif terhadap isu ini memerlukan pendekatan yang lebih mendalam daripada sekadar berdasarkan firasat atau dugaan belaka. Dalam konteks ini, Sosiologi sebagai disiplin akademis, terutama dalam fungsinya sebagai peneliti, memegang peranan yang sangat penting.

Sosiologi menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis akar penyebab munculnya suatu permasalahan sosial, mengidentifikasi kelompok individu yang paling terdampak, serta memahami interaksi sosial yang melatarbelakanginya. Seorang profesional di bidang Sosiologi bertindak sebagai spesialis dalam penelitian yang menghasilkan data sosial berdasarkan metodologi ilmiah guna merumuskan intervensi yang efektif.

1. Menganalisis Penyebab Perilaku Melalui Pendekatan Sosiologis

Dalam mengkaji fenomena kenakalan remaja, para sosiolog berupaya memahami penyebabnya dengan melihat relasi antarindividu dan tatanan masyarakat yang ada. Studi sosiologi bertujuan mengurai persoalan-persoalan esensial, misalnya:

  • Konteks Kemasyarakatan: Adakah kaitan antara status ekonomi keluarga dengan keterlibatan remaja dalam perkelahian massal? (Evaluasi terhadap hierarki sosial).
  • Prinsip dan Aturan: Sejauh mana aturan tak tertulis di antara rekan sebaya (dalam suatu kelompok) mendorong seorang individu untuk bertindak di luar kelaziman? (Kajian mengenai standar moral dan mekanisme penegakan tatanan).
  • Elemen Pembentuk Karakter: Seberapa besar peran kegagalan institusi kekeluargaan atau sarana pengajaran dalam proses internalisasi nilai-nilai masyarakat terhadap munculnya tindakan yang menyimpang?

Melalui cara riset kualitatif (diskusi mendalam) atau riset kuantitatif (uji statistik), para ahli ilmu masyarakat memuat informasi yang berbasis bukti dan netral, yang artinya informasi diperoleh dari situasi aktual di lapangan tanpa memberikan penilaian positif atau negatif terhadap tindakan yang diamati.

2. Penggunaan Informasi untuk Rancangan Kemasyarakatan

Setelah informasi dikumpulkan dan dikaji, ahli ilmu masyarakat kemudian bertindak sebagai penasihat kebijakan atau pelaksana teknis. Temuan dari riset tersebut tidak hanya sekadar menjadi berkas, melainkan menjadi fondasi bagi rancangan kemasyarakatan yang berorientasi pada pencegahan masalah dan penyediaan solusi.

Berikut adalah ilustrasi spesifik mengenai bagaimana temuan dari riset sosiologi dapat diintegritaskan ke dalam langkah-langkah praktis untuk menangani permasalahan kenakalan di kalangan remaja, disajikan dalam narasi yang jelas:

Realisasi Temuan Riset Sosial untuk Penanggulangan Kenakalan Remaja

  1. Optimalisasi Peran Keluarga Berdasarkan Bukti Empiris: Mengingat data mengindikasikan bahwa 80% remaja yang terlibat dalam perkelahian memiliki koneksi sosial terbatas dengan orang tua mereka, pemerintah setempat menganjurkan dan menginisiasi Inisiatif Dukungan Keluarga guna memperkuat fungsi unit keluarga sebagai pilar utama pengawasan informal.
  2. Modifikasi Regulasi Pendidikan: Berdasarkan investigasi sosiologis yang mengungkap lonjakan insiden perundungan di lingkungan sekolah disebabkan oleh lemahnya aturan internal terkait interaksi daring, jajaran pimpinan sekolah memperbarui kebijakan mereka dan memberlakukan kurikulum pemahaman media digital untuk seluruh peserta didik.
  3.  Menyediakan Pilihan Peran Sosial Lain: Analisis data menunjukkan anggota geng remaja cenderung memiliki kesempatan kemajuan sosial yang terbatas akibat minimnya keahlian kerja. Menanggapi hal ini, dinas sosial meluncurkan program pelatihan keterampilan hidup untuk memberikan alternatif peran sosial yang lebih positif.
  4. Mengkaji Keberhasilan Program: Sebagai bagian dari fungsi evaluatif sosiologi, temuan penelitian mengindikasikan bahwa setelah satu tahun penerapan program intervensi berbasis data, kasus kenakalan remaja di area tersebut berkurang sebanyak 25%. Angka ini mengkonfirmasi keampuhan penerapan metode ilmiah.

Kesimpulan

Secara ringkas, Sosiologi sebagai disiplin ilmu berfungsi sebagai mata dan pikiran masyarakat. Para sosiolog tidak hanya mengamati berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat, tetapi juga menyajikan data yang terperinci (sebagai peta) dan saran kebijakan yang relevan (sebagai kompas) untuk para pembuat keputusan. Melalui pendekatan analitis yang bersifat akumulatif, sosiologi berupaya agar penanganan terhadap masalah seperti kenakalan remaja tidak hanya bersifat sementara (memadamkan api), namun juga menyentuh akar penyebabnya (mengatasi bahan bakar), sehingga pada akhirnya masyarakat dapat hidup dengan lebih tertata dan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun