Mohon tunggu...
Syifatur Rahmi
Syifatur Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswi

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Khimar dalam Hadist: Antara Kewajiban Syar'i dan Fenomena Gaya Berbusana Masa Kini

18 Juni 2025   19:09 Diperbarui: 18 Juni 2025   19:09 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini disususn untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Hadist Tematik

Oleh: Syifatur Rahmi dan Siti Umrah Lamowa

  • Pendahuluan

Islam adalah agama  yang sangat mengedepankan pentingnya penghormatan kepada manusia, hal itu terlihat dari ajarannya yang sangat akomodatif terhadap nilai-nilai kemanusiaan. [1]Khimar dalam Islam bukan hanya sekedar ciri khas wanita Muslim atau busana, makna khimar dalam Islam lebih dari itu, dimana khimar dalam Islam adalah sebuat perintah syari'at yang berisi makna mendalam yang mencakup pemahaman yang lebih luas dan terkait dengan dengan kesopanan, kesucian, dan bentuk  penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Hal ini tercemin dalam berbagai hadist-hadist Nabi Muhammad SAW, yang menekankan betapa pentingnya menutupi bagian-bagian tubuh yang termasuk aurat  dengan pakaian yang longgar, tidak menarik perhatian, tidak transparan sebagaimana syari'at Islam telah menentukan dan perintahkan dimana hal itu kembali lagi kepada kita sendiri dan juga kehidupan sosial.

 

Namun dalam konteks perkembangan zaman, fenomena gaya khimar masa kini telah mengubah perspektif terhadap penggunaan khimar bagi wanita muslim. Dizaman modern ini khimar tidak hanya dijadikan sebagai kewajiban atau simbolis wanita muslim, tapi juga dijadikan sebahgai simbol gaya hidup yang dipengaruhi oleh tren mode dan kreativitas individual tanpa memperhatikan kriteria khimar yang diperintahkan. Beragam gaya atau model khimar dikombinasiakn  dengan pakaian pakaian terkini, juga adopsi khimar dari berbagai kelompok, mengubah pandangan bahwa khimar lebih dari sekedar kewajiban agama akan tetapi juga bagian dari mengekspresiakn diri . Hal ini  mendatangkan fenomena, dimana khimar menjadi perdebatan antara penerapan kewajiban syar'I dan gaya berhijab yang terkadang  terlihat lebih mengutamakan nilai estetika ketimbang kesesuaian dengan ajaran agama.

 

Sebelum masuk pada tujuan dari penulisan ini, penting untuk memehami  penyebab dari munculnya fenomena ini yang tidak hanya berkaitan dengan aspek agama saja, akan tetapi juga didukung oleh dinamika sosial dan budaya. Perkembangan zaman yang juga pasti diikuti dengan perkembangan teknologi informasi dan media sosial juga menjadi penyebab mempercepat tren fashion termasuk dalam hal khimar, dimana dari media sosial tersebut lah sering kita temui fenomena diatas.[2]

 

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji makna " khimar " dalam perspektif Al-Qur'an dan hadist Nabi sebagai kewajiban syar'i serta sebagai respon dari banyaknya tren kerudung (khimar) sebagai penutup kepala masa kini. Dimana fenomena ini terkadang terlihat terfokus pada tren yang mengikuti perkembangan zaman. Dengan meninjau dari fenomena ini, kami mencoba menjabarkan pemahaman bagaimana kerudung (khimar) dipersepsikan dalam konteks agama dari perspektif hadist Nabi, dan bagaimana hal itu berinteraksi dengan dinamika sosial dan mode di era modern ini.

 

  • Pembahasan
  • Defenisi Khimar 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun