Mohon tunggu...
Syifa NurAwanda
Syifa NurAwanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jepang Tawarkan Konsep Society 5.0, Akankah Membawa Kemajuan bagi Indonesia?

21 Mei 2019   16:17 Diperbarui: 21 Mei 2019   16:37 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia saat ini sudah banyak berubah, orang-orang mengatakan dunia sudah menginjak era Industri 4.0. Sebelum memasuki era ini, dunia mengalami tiga era sebelumnya. Pertama, Industri 1.0 atau dikenal dengan era hunter and gatherer society, era dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan sehingga kehidupan mereka selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain (nomaden). Kemudian dilanjut dengan Industri 2.0 dikenal dengan Agrarian Society, pada era ini manusia sudah mulai mempunyai tempat tinggal tetap dan bercocok tanam. Selanjutnya adalah Industri 3.0 dikenal dengan Industrial Society dikarenakan manusia mulai senang memulai sesuatu yang baru sehingga banyak dihasilkan bangunan dan tempat-tempat industri, tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin yang bermula di Inggris kemudian menyebar di seluruh Indonesia.

Belum lama ini, Indonesia sedang berada pada masa Industri 4.0 dikenal dengan Information Society dimana semua kegiatan manusia berbasis informasi dan digital. Berbagai upaya dilakukan agar masyarakat bisa menyesuaikan diri dalam era ini. Mulai dari meningkatkan keterampilan dalam memahami teknologi Internet of Things, menggunakan dan memanfaatkan teknolgi digital dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing serta melakukan berbagai inovasi di bidang digital.

Menurut Klaus Schwab, dalam The Fourth Industrial Revolution yang ditulis tahun 2016, dunia ini kan memasuki tahapan Revolusi Industri 4.0, dimana miliaran manusia terhubung dengan perangkat mobile, hal tersebut menjadikan ilmu pengetahuan terbuka secara nyata, tidak terbatas dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dampak dari era ini adalah banyak tenaga manusia yang tidak lagi dibutuhkan dalam berbagai aspek. Terbukti Industri IT di Lembah Silicon tahun 2014 menghasilkan pendapatan sebesar AS$1,09 triliun hanya mempekerjakan 137,000 orang. Sementara di tahun 1990-an, Detroit yang menjadi pusat tiga perusahaan otomotif besar dunia mempekerjakan sepuluh kali lebih banyak untuk menghasilkan pendapatan yang sama.

Pendapat yang Klaus Schwab kemukakan di tahun 2016 tersebut sudah terbukti secara nyata beberapa waktu setelahnya. Saat ini, hampir semua bidang tidak lagi menggunakan tenaga manusia melainkan sudah digantikan dengan berbagai macam kecanggihan teknologi. Mungkin orang-orang menganggap bahwa industri 4.0 merupakan puncak peradaban karena semua teknologi sudah sangat maju sehingga merasa tidak perlu lagi adanya pembaharuan. Berbeda halnya dengan Jepang, pada bulan Januari 2019 lalu, di Kantor Perdana Menteri Jepang memperkenalkan Indutri 5.0, Realizing Society. 

Industri 5.0 ini lahir dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, termasuk adanya peran-peran manusia yang sudah tergantikan oleh robot dianggap akan mendegradasi peran manusia. Jepang menjelaskan bahwa melalui Industri 5.0 ini kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of Things akan menjadi suatu kearifan baru yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan.

Industri 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Konsep ini menggantikan industri 4.0 yang menurut Jepang hanya menitikberatkan pada produksi barang dan jasa saja. Maka dengan adanya industri 5.0 ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.


Seiring berjalannya waktu, tentu akan lahir banyak perubahan yang menuntut peningkatan kualitas dari manusia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Baru saja dihebohkan dengan industri 4.0, Januari 2019 lalu Jepang sudah mengumumkan lahirnya industri 5.0. Maka yang jadi persoalan adalah apakah Indonesia siap dengan berbagai perubahan yang ada?

Konsep yang ditawarkan oleh Jepang ini merupakan kolaborasi antara manusia dan teknologi. Dengan lebih  melibatkan sumber daya manusia di seluruh aspek baik organisasi maupun kenegaraan, maka akan muncul sebuah kearifan baru yang lebih humanis. Jepang meyakini dengan hadirnya Society 5.0, manusia akan tetap terlibat meski dunia sudah berbasis teknologi yang sangat canggih.

Dengan masifnya perkembangan teknologi ini sebetulnya memberikan peluang dan tantangan baru bagi Indonesia terutama dalam persaingan global yang kompetitif. Namun jika Indonesia tidak bisa menjawab tantangan tersebut, maka akan menjadi ancaman bagi nasib bangsa di negara kita. Hampir seluruh aspek pemerintahan mulai menyiapkan strategi dalam menghadapi era ini, mulai dari Kemenperin (kementerian perindustrian) yang sudah membuat roadmap guna menjalankan strategi Indonesia. Bahkan pemerintah juga telah membentuk Komite Industri Nasional. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Komite Industri Nasional ini akan memperkuat kerja sama dan memfasilitasi penyelarasan di antara kementerian dan lembaga terkait dengan para pelaku industri dalam negeri agar Indonesia mampu kompetitif memasuki era digital tersebut.

Berbagai upaya yang telah disiapkan tersebut diharapkan dapat membuat Indonesia mampu menghadapi tantangan baru ini. Sehingga masyarakat Indonesia mampu merasakan manfaat dari kecanggihan teknologi yang selalu berkembang. Bukan suatu yang mustahil jika dengan hadirnya konsep society 5.0 yang ditawarkan Jepang, diiringi dengan kemampuan menghadapi negara dalam menghadapi tantangan ini dapat menaikkan status bangsa menjadi negara maju di mata dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun