Mohon tunggu...
Syifa Nailah Putri
Syifa Nailah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Matematika

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan Islam: Lahirnya Perguruan Tinggi Islam di Indonesia

16 Mei 2025   22:36 Diperbarui: 16 Mei 2025   22:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UIN JAKARTA (Sumber: uinjkt.ac.id)

Pendidikan Islam di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang. Awalnya, pendidikan Islam di Indonesia banyak berlangsung di pesantren. Di sana, para santri belajar ilmu agama seperti tafsir, fikih, hadis, dan akhlak secara langsung dari para kiai. Namun seiring berkembangnya zaman, muncul kesadaran di kalangan tokoh-tokoh Islam bahwa pendidikan Islam juga perlu hadir dalam bentuk yang lebih formal dan setara dengan sistem pendidikan Barat. Kebutuhan ini semakin terasa pada masa penjajahan, ketika akses umat Islam terhadap pendidikan tinggi sangat terbatas. Umat Islam memerlukan lembaga pendidikan tinggi sendiri yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga ilmu pengetahuan modern.

Lahirnya Sekolah Tinggi Islam (STI)

Menjawab kebutuhan tersebut, lahirlah Sekolah Tinggi Islam (STI) pada tanggal 8 Juli 1945 di Jakarta. Ini adalah perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia. STI didirikan oleh para tokoh penting bangsa, seperti Drs. Mohammad Hatta, Wahid Hasyim, dan Farid Ma'ruf. Mereka ingin menciptakan lembaga pendidikan yang dapat mencetak pemimpin Muslim yang cerdas, berilmu, dan berakhlak.

Namun, dengan pindahnya ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta, maka tanggal 10 April 1946 STI juga pindah dan dibuka di Yogyakarta. Dalam peningkatan efektivitas serta keluasan jangkauan STI, maka muncullah ide-ide dalam pengubah STI menjadi universitas. Sehingga pada tahun 1947 dibentuklah panitia perbaikan STI yang terdiri dari Fathurrahman, Kafrawi, Farid Ma'sum, Kahar Muzakkir dan lain-lain. Sehingga pada tanggal 10 Maret 1948 perjuangan panitia perbaikan STI dapat tercapai yang ditandai dengan terbentuknya Universitas Islam Indonesia (UII). dengan membuka empat jenis fakultas, yaitu Fakultas Agama, Hukum, Pendidikan dan Ekonomi. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya Fakultas Agama UII dinegerikan , sehingga menjadi terpisah dari UII menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN).

Perkembangan Menuju Lembaga Nasional

Disamping PTAIN sebagai milik bersama Departemen Agama dan Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan didirikanlah Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA ditujukan untuk mendidik pegawai negeri menjadi tenaga pendidik agama yang profesional, dengan sistem studi lima tahun yang terbagi menjadi tingkat semi-akademi dan akademi (Syamsuddin, 1997).

Melihat pentingnya pendidikan tinggi Islam, pemerintah Indonesia kemudian mendirikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun 1960, dimulai dari Yogyakarta. Lembaga ini diberi nama IAIN Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah, yang kini dikenal sebagai UIN Sunan Kalijaga.

Keberadaan IAIN menjadi langkah penting dalam memperluas akses pendidikan Islam ke seluruh wilayah Indonesia. Setelah IAIN pertama berdiri, lembaga serupa mulai muncul di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Transformasi Menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)

Seiring berkembangnya zaman Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia terus berkembang menuju bentuk universitas. Transformasi ini dimulai dari STI, UII, PTAIN, ADIA, IAIN, hingga menjadi UIN, mencerminkan proses sejarah pendidikan Islam yang mengalami kemajuan signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun