Monumen Pancasila Sakti terletak di Jalan Raya Pondok Gede, Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada pertengahan Agustus 1967 hingga diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan sejarah Kesaktian Pancasila. Luas tanah tempat ini sekitar 14,6 hektar. Monumen Pancasila Sakti sering dikenal dengan sebutan Lubang Buaya. Karena bertempatan di Desa Lubang Buaya dan di tempat inilah pada 30 September 1965 telah terjadi peristiwa korban G30SPKI para jenderal dibawa ke Lubang Buaya yang dijadikan markas komando G30SPKI. Di Lubang Buaya, terdapat tiga orang jenderal yang masih hidup dibunuh. Tujuh jenazah perwira tinggi TNI AD itu bersama dengan jenazah Lettu Piere Tendean dimasukkan oleh para pembunuh ke dalam sumur tua untuk menghilangkan jejak. Sumur tua ini dikenal dengan nama Sumur Maut, karena di sumur inilah tempat dimana jenazah para Pahlawan Revolusi dikuburkan.
Monumen Pancasila Sakti ini terdiri dari beberapa tempat bersejarah yaitu : Sumur Tua Tempat Pembuangan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum dan Mobil-mobil Tua Peninggalan Pahlawan Revolusi. Tujuan didirikannya monumen ini untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para Pahlawan Revolusi yang mempertahankan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila dari serangan ideologi komunis.