Mohon tunggu...
Syasa Halimatussyadiyah
Syasa Halimatussyadiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Student & Writer

Asa pasti ada. Semangat untuk bangkit!

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Bisnis Luminous untuk Bisa Pameran (Lesson Learned)

26 Mei 2019   23:23 Diperbarui: 27 Mei 2019   15:45 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I. Tahap Persiapan 

Luminous merupakan produk lampu hias yang terbuat dari bambu. Tahap persiapan diwarnai dengan berkumpul memikirkan desain lampu bambu. Kelompok saya melakukan riset dengan mencari referensi desain otentik di internet. Sebelum memutuskan benar-benar memakai desain, kami riset terlebih dahulu untuk mengetahui lampu bambu preferensi calon konsumen. Pada riset kami cantumkan gambar sebagai ilustrasi lampu bambu yang akan kami buat. Begitu banyak masukan, terutama dalam hal desain dan intensitas cahaya. Kebanyakan calon konsumen ingin lampunya bisa berwarna-warni.

Riset ide pun selesai. Kelompok saya melanjutkan petualangan bisnis ini dengan mencari pengrajin bambu yang dapat merealisasikan ide kelompok. Sebenarnya, di bagian ini agak challenging karena kelompok saya sempat terjadi konflik dengan salah satu pengrajin. Awal mulanya, kelompok saya sudah kontak kepada pengrajin bambu di Meruya. Ia berjanji akan membuat sampel secepat mungkin sehingga kelompok saya dapat menilai apakah kami ingin produksi di sana atau pindah. Akan tetapi, lewat dari 1 minggu sampel pun tidak jadi. Atas asas keterpaksaan, kelompok saya tetap menghubungi lagi pengrajin dan sangat slow response.. Singkat cerita, hasil sampel sangat kurang memuaskan. Kami pun mengganti pengrajin. Beruntungnya, saya dan teman-teman menemukan pengrajin bambu asal Bogor dan ia terkenal sering membuat pesanan dengan beragam desain, bahkan bisa request. Kami memutuskan untuk membuat sampel terlebih dahulu. Ternyata hasilnya sangat bagus, halus, dan otentik. Lampu bambu terkesan hangat dan pantas dijadikan lampu tidur maupun hiasan. Saya dan teman-teman seperjuangan pun membuat deal ingin produksi 10 buah lampu bambu. Perjanjian hanya kami lakukan melalui percakapan aplikasi dan di sanalah akar sebuah masalah menjelang pameran.

Pada awalnya kami merasa lampu hias bambu akan diproduksi sama seperti sampel. Berhubung kelompok saya merupakan kelas karyawan, kami melakukan quality control hanya melalui chat. Hari pengantaran barang pun tiba, lalu perwakilan kelompok mengambil 10 lampu bias bambu yang terbungkus kardus secara rapi. Ketika dilihat, kami terkejut karena pengrajin hanya membuat badan lampu saja, tidak beserta lampu warna-warni. Lalu, ukiran dan permukaannya kurang halus serta kurang elegan terlihat dari warna cat. Bambunya hanya di cat sekali, hal itu berbeda dengan sampel yang di cat hingga berlapis-lapis. Saat itu, H-3 sebelum pameran bisnis di D’Mall. Meskipun badai menghadang, kami tetap optimis dapat menjual lampu hias bambu karena barang masih layak dijual. Masalah ini menjadi pelajaran bahwa jika janjian dengan tukang harus perjanjian hitam di atas putih.

II. Implementasi 

Sejujurnya, ada ketimpangan ekpektasi versus realita ketika melihat 10 lampu bambu yang telah jadi. Sebagai solusi, kami membeli lampu warna-warni dan memasukkannya ke HPP. Pun, kami juga berusaha mengurangi harga karena kesalahan quality control. Kami berusaha menyeimbangkan, meskipun barang layak jual akan tetapi kami tidak mau rugi. Selain itu, berhubung kelas ekstensi merupakan kelas karyawan, maka kami harus berusaha mengatur jadwal kelas sambil jualan. Pagi hingga sore jualan, sisanya kelas. Ketika akhir pekan, kami pun memakai sistem shift karena terdapat anggota yang tinggal sangat jauh dari Depok sehingga tidak bisa pulang terlalu malam.   D’Mall Lt 3 memang cenderung sepi, yang kami lihat hanyalah orang-orang keluar masuk bioskop untuk menonton Avengers End Game. Meskipun begitu, segala usaha kami berbuah manis. Kami dapat menjual Luminous tanpa merugi dan masih bisa kelas karena kami menitip booth untuk sementara waktu ke sesama partner anak kelas pagi.

III. Target & Realisasi Penjualan

Kelompok saya mencapai target penjualan selama menjual lampu hias bambu. 10 buah lampu hias habis. Rasanya jerih payah kami sangat terbayar, apalagi ketika ada yang membeli langsung dari booth. Berikut kenang-kenangan yang kami miliki selama pameran:

  

20190524005235-5ce6ee9a733c43562b29d0ca.jpg
20190524005235-5ce6ee9a733c43562b29d0ca.jpg
Berikut bukti realisasi kelompok saya berbentuk nota penjualan. 10 lampu hias bambu telah terjual baik saat pameran maupun di luar pameran. Kami senang dapat turut berpartisipasi dalam pameran ini karena banyak sekali pelajaran yang kelompok saya dapat mengenai pembuatan bisnis dan perjalanan Luminous sebagai “anak” kami di semester ini.

nota-5ceabd1baa3ccd6fec3c6a15.jpg
nota-5ceabd1baa3ccd6fec3c6a15.jpg
 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun