Takjil dan Toleransi: Menciptakan Keharmonisan di Bulan Suci?
Ramadhan tahun ini menghadirkan fenomena baru yang menarik, yaitu tren "war takjil lintas agama". Tradisi berburu takjil di pasar, jalanan, dan toko makanan kini tak hanya menjadi milik umat Muslim yang sedang berpuasa, tetapi juga diramaikan oleh warga dari berbagai agama. Fenomena ini menjadi angin segar bagi toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Di berbagai daerah, terlihat antusiasme Nonis, sebutan untuk warga Non Muslim, dalam berburu takjil bersama. Mereka dengan antusias sore hari berburu makanan dan minuman untuk menu berbuka puasa, bahkan tak jarang ikut mencicipi hidangan takjil yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan agama tidak menjadi halangan untuk saling berbagi dan menjalin kebersamaan.
Momen indah ini merupakan refleksi dari nilai-nilai luhur bangsa yang perlu terus dilestarikan. Toleransi, kerukunan, dan persaudaraan antar umat beragama merupakan fondasi penting bagi terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis di Indonesia. Bulan Ramadhan menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai tersebut, dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena war takjil lintas agama menjadi bukti nyata bahwa toleransi dan kerukunan masih tertanam kuat di masyarakat Indonesia. Di tengah berbagai perbedaan, masyarakat mampu bersatu dan saling menghormati dalam momen Ramadhan yang penuh berkah ini. Hal ini menciptakan suasana yang positif dan inspiratif bagi semua pihak.
Al-Quran mengajarkan pentingnya hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain. Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8, umat Islam diperintahkan untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang Non Muslim. Pesan ini mengingatkan kita untuk tidak hanya berfokus pada perbedaan, tetapi juga pada kesamaan sebagai manusia.
.Â
Artinya, "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi mu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS Al-Mumtahanah: 8). Lewat ayat ini, Allah menekankan pentingnya sikap adil dan baik kepada semua orang, tanpa memandang agama.
Sebaliknya, Islam mendorong untuk menjalani kehidupan sosial yang baik dan berlaku adil terhadap semua orang, terlepas dari keyakinan agama yang dianut. Islam menekankan pentingnya bekerja sama dalam kehidupan yang memang membutuhkan kolaborasi demi terwujudnya kehidupan yang harmonis dan sejahtera.
Berbuat baik dan berlaku adil kepada Non Muslim, ditirukan langsung oleh Nabi Muhammad saw. Dalam riwayat, Nabi saw senantiasa berbuat baik kepada tetangga, bahkan kepada tetangganya yang non-Muslim. Hal ini menunjukkan teladan yang bisa diikuti oleh umat Islam dalam interaksi sehari-hari.