Mohon tunggu...
Syarifuddin Usman
Syarifuddin Usman Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Membaca, Meneliti dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membranding Morotai

24 Februari 2024   06:58 Diperbarui: 24 Februari 2024   07:17 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Membranding Morotai

Saya sedikit bengong (tapi tidak lama) ketika senior saya yang juga kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Pulau Morotai,  menginformasikan, Hermawan Kartajaya akan memberikan kuliah umum di Pemda Pulau Morotai, pada 5 Februari 2022. Saya bersemangat. Hermawan Kartajaya adalah salah satu tokoh yang saya kagumi. Imaji saya kemudian membayangkan sejumlah buku yang pernah saya baca tulisan sang pesohor Marketing ini.  Beberapa diantaranya, Hermawan Kartajaya on Marketing. Buku setebal 826 dan berisi 220 tulisan dalam bentuk esai pendek yang terbagi dalam 4 (empat) chapter berisi "daging" semua. Maksudnya, semua tulisannya penuh gizi ! 

Ada juga buku Hermawan Kartajaya on Positioning, Diferensiasi and Brand. Bagaimana memenangkan persaingan melalui segitiga positioning, diferensiasi dan brand. 

Buku ini mengulas strategi perusahaan tebalnya 468 dalam bentuk esai. Pendek tapi menohok. Selanjutnya, buku Markplus on Strategy. Berisi 12 tahun perjalanan Markplus & Co membangun strategi perusahaan. Markplus & Co adalah perusahaan konsultan manajemen yang berbasis di Indonesia yang dirintis Hermawan Kartajaya sejak 1990. Dan masih banyak lagi. Jika di hitung, buku-buku Hermawan Kartajaya sekitar 34 judul, 6 diantaranya terbitan berbahasa Inggris termasuk yang paling anyar adalah Marketing 5.0; Technology for Humanity yang terbit pada 2021. Sebenarnya buku Marketing 5.0 merupakan trilogy, dua buku sebelumnya yakni, Marketing 3.0; From Product to Customers to the Human Spirit  terbit 2010 dan marketing 4,0; Moving fromTraditional to Digital  terbit pada 2017. Trilogy tersebut ditulis Hermawan bersama pakar Marketing dunia, Philip Kotler dan Iwan Setiawan.


Informasi kehadiran Hermawan Kartajaya yang diundang Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai menurut saya sangat tepat. Morotai sebagai salah satu tujuan daerah wisata nasional maupun internasional memang harus di branding oleh orang yang tepat. Jika perkiraan saya tepat, maka Morotai akan semakin kencang berlari. Dan kecepatan merupakan kata kunci saat ini. Paul Virilio filsuf, pengarang, arsitek, perencana kota, kritikus film sejarawan militer dan kurator pameran yang lahir di Prancis dan dikenal dengan pemikiran-pemikirannya mengenai kecepatan, menyebutnya Dromologi. Analogi yang digunakan untuk menjelaskan ilmu bertumbuh cepat, yaitu ilmu yang mempelajari kondisi menjelmanya kecepatan sebagai salah satu kekuatan utama kapitalisme global.

Kecepatan menurut Yasraf dalam Dunia yang Berlari (2017) kini tidak saja menjadi ukuran kemajuan, ia bahkan menjadi paradigma sosial, politik, ekonomi budaya dan kehidupan kontemporer. Kecepatan menjadi ciri kemajuan sehingga ia membentuk kemajuan-kemajuan dalam tempo tinggi. 

Bagi Virilio revolusi industri pada hakekatnya tak lebih dari revolusi dromokratik-revolusi kecepatan dan demokrasi tak lebih dari dromokrasi -- dromos dan kratia-artinya pemerintahan yang didalamnya kekuasaan tertinggi terletak pada kecepatan. Tak hanya kekuasaan pengetahuan (knowing power) akan tetapi juga kekuasaan pergerakan (moving power) yang telah membawa kemajuan pesat pada gelombang kapitalisme yang kini telah mengglobal. 

Dalam kapitalisme global sekarang, kekuasaan kapitalisme dibangun berdasarkan  model relasi "Kekuasaan/kecepatan" (power/speed) yaitu saling pengaruh secara produktif antara kekuasaan dan kecepatan menjadi kekuatan utama. Bahwa modernitas tidak hanya ditandai oleh dialektika kebaruan, akan tetapi juga diikuti oleh dialektika kecepatan. Kecepatan tak hanya menjadi paradigm ekonomi dalam bentuk dromologi ekonomi, tetapi juga paradigma politik dalam bentuk politik dromokrasi. Dalam politik dromokrasi, siapa yang menguasai waktu akan menguasai massa (deteritorialisasi) dan menguasai media massa (hiperrealisasi) sebagai kunci kekuasaan politik masa kini.


Branding adalah tanda, symbol atau desain, atau kobinasi dari semua itu, yang tujuannya untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari suatu perusahaan untuk membedakan mereka dengan persuahaan lain. Brand adalah sesuatu yang tidak terlihat (intangible) tapi efeknya sangat nyata. Di sinilah peran pemerintah derah mengerahkan segenap daya dan upayanya untuk memasarkan daerah, sebagai bentuk inovasi daerah. Dalam salah satu tulisannya di buku Markplus on Strategy (2003) Hermawan mengatakan, tata kelola pemerintahan daerah harus berubah. 

Perubahan pertama akan memaksa pemerintah daerah untuk mentransformasi diri dari bureaucratic-monopolistic government menjadi entrepreneurial -- competitive government. 

Perubahan kedua, mengharuskan pemerintah daerah melakukan metamorphosis diri dari pemerintah "cuek bebal" menjadi customer-driven dan accountable government. Customer-driven government adalah pemerintah yang selalu berorientasi dan peduli terhadap setiap kebutuhan pelanggannya (customer) dalam hal ini masyarakat yang mereka pimpin. 

Dan perubahgan besar ketiga adalah, mendorong daerah untuk mulai mengevaluasi diri dari pemerintah yang hanya memiliki local orientation menjadi pemerintah yang memiliki  global cosmopolit orientation. Pemerintah daerah berwawasan global. Disamping itu berupaya keras membangun kemampuan inovasi, kapabilitas operasional, dan jaringan berskala global. Rosabeth Moss Kanter (1995) menyebutnya 3 C;  Concept, Competence dan Connection.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun