Film menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghibur diri dari segenap tanggungan pekerjaan dan tugas-tugas kehidupan. Hal ini menjadikan film sebagai suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Film-film yang berkualitas yang memberikan contoh yang baik pada masyarakat akan membawa dampak yang baik pula bagi tatanan kehidupan. Akan tetapi, saat ini kita sedang terhalang untuk menikmati tayangan film incaran kita di seluruh bioskop tanah air.
Seperti yang kita ketahui, sejak awal Maret 2020 lalu, pandemi Covid-19 mulai masuk menyerang Indonesia dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk juga industri perfilman. Dengan adanya virus ini, kita diharuskan untuk mengurangi interaksi fisik antara satu dengan yang lain dan juga dilarang keras untuk mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Para publik figur serentak mensosialisaikan serta melaksanakan gerakan #dirumahaja dan #workfromhome untuk menekan angka penyebaran covid-19 di Indonesia. Adanya gerakan ini memberikan dampak yang cukup serius bagi industri perfilman yang pekerjaannya langsung di lapangan dan output-nya pun juga di bioskop. Presiden JAFF Budi Irawanto menafsirkan angka kerugian industri film Indonesia mencapai 200 miliar dalam sebulan, tentu menjadi hal yang berat bagi para pelaku kreatif di bidang ini jika kondisi Indonesia atau bahkan dunia tak kunjung pulih.
      Oleh karenanya, dibutuhkan gebrakan dan terobosan-terobosan baru dalam mengatasi permasalahan ini. Adapun upaya-upaya dalam mempertahankan penayangan film di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Penyekatan bangku bioskop
Tidak bisa dipungkiri, bioskop tetap menjadi buruan masyarakat ketika hendak menghibur diri, menghabiskan waktu bersama keluarga, sahabat atau pasangan. Menonton film di bioskop mempunyai suasana yang berbeda ketimbang dengan menonton film di rumah. Setidaknya dengan adanya penyekatan bangku, penonton akan tetap bisa menikmati film bioskop dan tetap bisa melaksanakan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker atau bahkan dilengkapi dengan penunjang sanitasi.
- Pembelian tiket online
Pembelian tiket secara online sudah lama diterapkan sebelum adanya pandemi covid-19, dan akan sangat tepat jika semua pembelian tiket non-film juga dilakukan secara online sehingga mengurangi resiko antrian panjang yang dapat menyebabkan kerumunan di ruang publik.
- Film online
Langkah ini merupakan langkah paling akhir ketika film sama sekali tidak bisa masuk ruang bioskop, juga merupakan langkah paling aman dan tidak beresiko menimbulkan kerumunan selama pandemi. Kita bisa menonton film-film yang lebih bervariasi hanya dengan gerakan jari dan tentunya  tetap #dirumahaja, kita bisa menciptakan momen-momen baru bersama keluarga di rumah sehingga suasana menjadi lebih hangat.
Adanya alternatif kebijakan tersebut sangat membantu perfilman tanah air dari ancaman pailit para rumah produksi, apalagi di situasi pandemi seperti ini, kita pasti membutuhkan lebih banyak asupan hiburan, nah, film bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai obat jenuh kita. Setelah kita menemukan solusi dari pendistribusian film ini, hal lain yang perlu kita pikirkan bersama adalah tata kelola proses pembuatan film itu sendiri, seperti apa solusi dan metode yang aman diterapkan ketika pemerintah menetapkan kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ataupun PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat). Ada yang punya ide atau usulan untuk membantu teman-teman kita para pelaku kreatif di bidang perfilman? Mari berbagi melalui kolom komentar, semoga bermanfaat.