Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malam Kudus ala Kiai Kanjeng

16 Agustus 2020   07:25 Diperbarui: 16 Agustus 2020   09:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Ratusan Umat Islam "Serbu" Gereja

Selasa (12/05/09) malam, ratusan umat Islam dari berbagai penjuru Semarang menyerbu halaman parkir Gereja Isa Al Masih Pringgading. Tetapi bukan untuk melakukan kerusuhan, melainkan bergabung bersama ratusan umat Nasrani untuk mengikuti acara "Kidung Damai dari Semarang" yang diselenggarakan oleh pihak Gereja.

Acara tersebut adalah sebuah pembuktian bahwa pada dasarnya kita bisa hidup dan bergembira bersama. Tidak perduli apa latar belakang agama dan kepercayaan kita. Pada malam itu, umat Islam dan Nasrani berkumpul untuk menggali nilai-nilai kebersamaan antar umat beragama, yang dirasa semakin memudar.

Pada malam itu, panitia menampilkan kolaborasi musik dari dua agama sekaligus. Hadir malam itu, group musik Kiai Kanjeng Gamelan Orchestra, PS Harvest, VG. Sacrifice of Prise, PS. Gereja Katolik Tanah Mas, Warship Creative Ministry, Vg. Alfa Omega, dan juga Rebana Nurul Taqwa.

Sebagai para pembicara yang di atas panggung, hadir Emha Ainun Najib, Rony C. Kristanto, Pdt. Gunarto, KH. Nuril Arifin, Pdt. Timotius Adidarma, M. Tafsir (Tokoh Muhammadiyah), Rm. Aloys B. Purnomo, dan juga KH. Budi Harjono (Kiai NU) dari Meteseh. Selain itu hadir juga tokoh-tokoh Gereja dan juga para tokoh Islam yang lain.

Assalamu'alaikum Pak Pendeta

Sebelum memulai berbicara, Cak Nun, sapaan akrab Emha Ainun Najib, mengemukakan masalah salam yang masih sering dipersoalkan. Bolehkah umat Islam berucap salam kepada non-muslim?

Cak Nun menjelaskan, salam itu bermakna komitmen kita ketika bertemu dengan orang lain, siapa saja, berupa janji untuk menjamin keselamatan dan keamanannya. Minimal dari kejahatan tangan dan lidah kita, sampai pada faktor-faktor eksternal yang lain. Jadi salam dimaknai sebagai alat pertama untuk menumbuhkan rasa aman orang lain ketika berada di dekat kita.

Sementara rahmat dimaknai sebagai kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita dan orang lain berupa kebersamaan, kedamaian, persatuan, dan sebagainya, yang harus bisa diramu untuk menjadi barokah. Barokah berarti mampu menemukan nilai-nilai kebaikan dan inovasi-inovasi yang bermanfaat dari pertemuan dan kebersamaan itu. 

Sehingga kepada siapa saja kita mestinya menebarkan salam. Setelah panjang lebar, Cak Nun di atas panggung dengan tegas mengucapkan salam kepada seluruh hadirin. "Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh." Hadirinpun kemudian menjawab kompak tanpa keraguan, "wa'alaikum salam warahmatullaahi wabarakaatuh."

Membangun Semangat Toleransi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun