Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tidak Ada yang Istimewa Kecuali Tuhan

26 Juni 2020   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2020   08:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada yang istimewa kecuali Tuhan. Tidak percaya?

Seorang anak desa yang penuh dengan keterbatasan, dengan semangat kuat menjalani hidup, sekolah dan kemudian sukses di kemudian hari, itu kau sebut istimewa? Coba sekarang lihat, apakah orang yang giat belajar kemudian dia pintar itu disebut istimewa? Apakah orang yang bekerja sungguh-sungguh kemudian sukses itu istimewa?

Apakah bangunan candi borobudur itu istimewa? Coba lihat sejarah, kapan ia dibangun, bagaiamana batu-batu itu disusun, siapa saja atau berapa tangan yang ikut berperan, berapa lama sebenarnya waktu pengerjaannya. Jika sudah demikian, masihkah kita akan katakan itu istimewa?

Masih ingat peristiwa besar, pernikahan putra mahkota Inggris? Apanya yang istimewa? Bukankah sudah menjadi pandangan umum jika perkawinan anak raja itu pasti ramai dan banyak yang ingin tahu. Sehingga wajarlah jika pihak kerajaan ingin menyuguhi persembahan yang menarik yang tentu saja harus dengan biaya yang tidak murah. Jadi sudah sewajarnya jika upcara pernikahannya begitu meriah. Tidak ada yang istimewa.

Ada peristiwa tsunami di Aceh. Ini peristiwa langka, yang tidak mesti satu abad bisa ditemui. Tetapi tetap saja tidak istimewa. Karena itu sifatnya gejala alam, dimana alam sudah sewajarnya menyesuaikan diri dengan caranya sendiri. Sehingga sebenarnya itu juga bukan sesuatu yang istimewa.

Ada peristiwa kecelakan yang hanya satu orang selamat, banyak dikatakan dia diberi keistimewaan. Apanya yang istimewa? Dia hanya berada pada satu waktu dan kesempatan yang paling pas sehingga terlepas dari kecelakaan tersebut. Coba saja dilakukan reka ulang, semuanya pasti dapat diketahui dari mana asal mulanya, sehingga kita bisa katakan ya wajar saja jika dia selamat.

Ada sebuah petikan ayat Tuhan yang menyatakan bahwa, "dan tidaklah akan kau temui sunnahKu berubah..." Beliau memiliki satu hukum yang sering kita disebut sunnatullah, bahwa air mengalir ke tempat lebih rendah, bahwa benda berat akan tertarik grafitasi, bahwa angin itu berhembus, bahwa batu itu bersifat keras, jika dipukul akan sakit, bahwa jika disayat akan luka, dan masih banyak lagi. Tetapi di balik ketetapan, selalu ada pengecualian.

Bagaimana jika kau temui para ahli nujum, yang mampu memprediksi nasibmu dua hari kedepan akan makan lauk apa? Atau Para jawara yang jika ditebas dengan samurai masih saja menyeringai? Atau kau banyak temui para ulama dan auliya, yang dengan karomahnya mampu menentramkan hatimu? Atau hendak mempertanyakan para Nabi yang memiliki begitu ragam mukjizat? Tidakkah kemudian kau sebut bahwa itu sangat istimewa?

Baiklah, mengapa disebut istimewa? Karena kita tidak pernah sampai pada ujung sebab rasionalnya bukan? kita tidak habis pikir, bagaimana segala sesuatu itu terjadi. Sehingga kita pada akhirnya akan menyelesaikan perdebatan pada premis prima, karena Tuhan telah menghendakinya. Jadi jelas bukan, bahwa semua istimewa yang kita sebutkan itu adalah berujung pada satu titik pusat, Tuhan.

Jadi, jangan menyembah Nabi karena mukjizatnya. Jangan menghamba pada ulama karena karomahnya. Jangan berharap kepada air sendang karena kemujarabannya. Jangan memuja bangunan karena kemegahannya. Jangan mengandalkan jimat karena keampuhannya. 

Jangan menyombongkan ilmu karena pencerahannya. Jangan menomorsatukan akal karena kejeniusannya. Karena semua itu hanya setitik dari wujud keistimewaan Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun