Mohon tunggu...
Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam negeri sunan Ampel Surabaya

Syarif Hidayatullah Lahir di Surabaya/ 16 Agustus 1999. Mahasiswa Universitas Islam negeri sunan Ampel Surabaya sejak 2017 mengambil jurusan sejarah peradaban Islam fakultas adab dan humaniora, tinggal di Pondok Benowo Indah Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Sememi sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam di Wilayah Perbatasan Surabaya-Gresik

18 Januari 2021   11:41 Diperbarui: 18 Januari 2021   11:43 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Desa Sememi terletak diatas permukaan laut 56 M, memiliki luas wilayah 600 Ha luas tanah tambak 310 Ha. Desa Sememi adalah desa yang terletak di Kecamatan Benowo Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Awal mula Sememi sebagai pusat penyebaran di Surabaya Barat di awali dengan datangnya, waliyulloh Mbah H. Achmad Ali. Beliau hidup pada sekisaran pada tahun 1465 atau abad ke- 15, beliau adalah seorang waliyulloh. Mbah Ahmad Ali merupakan murid Sunan Ampel, menimba ilmu ketika umurnya sekitar 9 tahun, karena beliau di suruh oleh orang tuanya untuk menuntut ilmu pada kanjeng Sunan Ampel. Sekitar umur 25 tahunan Mbah Ali ditugaskan oleh Sunan Ampel untuk berdakwah di desa didaerah Gresik atau sekarang lebih tepatnya di daerah perbatasan Surabaya Gresik di Surabaya Barat, desa tersebut termasuk desa yang kekeringan, curah hujan sangat sedikit, orang-orang di desa tersebut sering menggunakan segala cara untuk meminta hujan. mbah Ali bermunajah kepada Allah SWT agar diberi jawabah atas masalah-masalah tersebut, kemudian mbah Ali diberi petunjuk untuk memberi nama desa tersebut menjadi SEMEMI yang berarti sembayanggoenggo manah ingkang ikhlas (Sholatlah dengan hati yang ikhlas). Wallahua'lambishowab. Mbah Ali (Mbah H. Achmad Ali), semenjak saat itu wilayah Sememi sebagai pusat penyebaran di perbatasan Surabaya Gresik. Banyak murid beliau dari Gresik dan Surabaya, beliau mengajarakan agama islam dengan cara yang sana dengan Sunan Ampel. Yaitu pendalaman agama yang tekun dan dalam menyebarkannya beliau sedikit menggunakan tradisi seperti Sunan lainnya, oleh karena itu di Sememi dan sekitarnya memiliki tradisi yang islamis itu sedikit akan tetapi dalam hal lainya seperti saat beliau datang mengajarkan dan merubah tradisi pengorbanan untuk meminta hujan di ganti menjadi untuk meminta hanya kepada ALLAH SWT semata. Oleh karena itu pada saat Mbah Ali wafat dan  dimakamkan di Sememi Kidul tersebut yang sekarang merupakan bagian dari kota Surabaya, beliau telah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar untuk lebih dekat kepada ALLAH SWT, setelah beliau wafat yang di perkirakan akhir abad ke- 15 ada yang juga berpendapat awal abad ke- 16 setelah atau sebelum Sunan Ampel Wafat,  di peringati yang tiap tahunnya di adakan Haul Agung pada pertengahan bulan Shofar. Yang sekarang telah di selenggarakan sebanyak 344 kali setiap tahunnya, dan sebagai bukti bahwa beliau adalah salah satu wali ALLAH SWT di muka bumi ini yang telah menyiarkan Agama Islam di daerah perbatasan Surabaya Gresik yang di hadiri oleh seluruh masyarkat wilayah perbatasan Surabaya Gresik di Sememi sebagai pusat acara dan yang dulu juga merupakan pusat siar agama islam si perbatasan Surabaya Gresik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun