Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Santunan Yatim; Terobosan Alumni Angkatan 89 SMA Negeri 30 Jakarta

20 Desember 2015   23:33 Diperbarui: 20 Desember 2015   23:47 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menapak lebih jauh dalam urusan sosial. Itulah terobosan baru yang dibuat Alumni Angkatan 89 SMAN 30 Jakarta. Setelah sukses menyelenggarakan Reuni Perak November 2015 lalu, kini mereka merambah kegiatan sosial, di antaranya 1) memberikan santunan anak-anak yatim, 2) membantu kawan yang sakit, dan 3) membantu kesulitan teman. Langkah konkret yang jarang digemari ikatan alumni pada umumnya.

HOMO HOMINI SOCIUS. Manusia adalah kawan bagi sesama.
Bukan HOMO HOMINI LUPUS, manusia adalah serigala bagi sesama. Spirit yang melandasi Angkatan 89 SMA 30 Jakarta untuk terjun ke aktivitas sosial sebagai realisasi tanggung jawab sosial kepada sesama. Urusan sosial, memang mudah diomongin tapi sulit dilakukan. Dan mereka sudah memulainya, kegiatan sosial yang memberi manfaat nyata kepada sesama, kepada mereka yang membutuhkan. Sungguh luar biasa, Angkatan 89 SMA 30 tak hanya menjadi wadah silaturahim sesama teman SMA sewaktu sekolah. Tapi lebih mulia lagi, berbuat untuk sesama. Homo Homini Socius.

Tepatnya pada Sabtu, 19 Desember 2015 lalu, perwakilan Angkatan 89 SMA 30 Jakarta memberikan santunan kepada 10 anak yatim dan 5 janda yang diasuh oleh Kotax di Cileungsi Bogor. Ada tangis dan haru ketika seorang janda bertutur tidak adanya uang untuk biaya sekolah anak yatimnya. Ada senyum dan tawa anak-anak yatim ketika menerima amplop santunan dan boks makanan yang diberikan Angkatan 89 SMA 30 Jakarta. Menyantuni anak yatim adalah sebuah kepedulian, bukan soal jumlah pemberiannya.

Sungguh, terobosan sosial yang dilakukan Angkatan 89 SMA 30 Jakarta ini yang harus terus didengungkan, direalisasikan. Membantu anak-anak yatim, membantu kawan yang sakit dan kesulitan adalah amal yang tiada bandingannya. Cermin KEPEDULIAN. Karena PEDULI adalah pilihan. Jika kita ingin dipedulikan orang lain, maka kita harus peduli terlebih dulu pada orang lain.

Katanya “manusia saling membutuhkan satu sama lain” maka Angkatan 89 SMA 30 mewujudkannya dengan “saling mempedulikan satu sama lain”. Cukup sederhana tapi bermakna besar. Alumni Angkatan 89 SMA 30 menyadari bahwa kepedulian dapat membuka jalan menuju kehidupan yang saling menguatkan.

Kepedulian orang kuat adalah harapan yang menguatkan orang-orang lemah. Jika kepedulian tidak pernah ada, maka kehidupan ini juga tidak pernah ada. Begitulah pesan moralnya.

Alumni Angkatan 89 SMA 30 Jakarta, sadar sadar dan sadar.

Bahwa mereka bukan hanya komunitas untuk ngumpul-ngumpul semata, bukan hanya untuk mengenang masa sekolah, bukan hanya becanda semata, bukan hanya kongkow-kongkow yang tiada guna. Tapi lebih dari itu, berpikir dan berbuat untuk sesama, membantu mereka yang membutuhkan. Tradisi ini yang harus terus dihidupkan, terobosan yang harus tetap ada di ikatan alumni manapun.

Menyantuni anak yatim, sungguh luar biasa.
Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya. Anak yatim memiliki kedudukan istimewa, mendapat perhatian khusus dari Rasulullah SAW. Agar mereka tetap dapat sekolah, tetap dapat hidup seperti anak-anak lainnya. Ketika kita peduli pada anak-anak yatim, maka segala “rahasia baik” menjadi milik kita. Asal ikhlas dan istiqomah.

Hal yang patut dipertahankan dan dicontoh, Angkatan 89 SMA 30 Jakarta selalu menghidupkan prinsip “menghampiri bukan dihampiri” dalam menjalankan misi sosial ini. Menghampiri teman yang sakit, menghampiri teman yang kesulitan, menghampiri anak-anak yatim. Ini tradisi dan perilaku yang luar biasa. Karena di luar sana, terlalu banyak mereka yang hanya sekedar “nitip” untuk kebaikan.

Gak usah macam-macam. Cukup semacam saja. Membangun KEPEDULIAN terhadap sesama. Itu semangat yang harus dijaga Angkatan 89 SMA 30 Jakarta. Karena kepedulian adalah penyebab sebuah persahabatan bisa kekal abadi selamanya.

Sahabat, dimanapun Anda. Ketahuilah.
Tidak ada manusia yang bisa tumbuh besar tanpa pernah dipedulikan oleh orang lain. Diri Anda pun adalah hasil dari kepedulian orang-orang yang berada di sekitar Anda. Kepedulian adalah energi siapapun untuk tetap bertumbuh, sekaligus energi bagi Anda untuk menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun