Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Itu Pengembaraan Bukan Tujuan (Hadiah untuk Fahmi Rifli Pradana)

5 Juli 2017   18:11 Diperbarui: 5 Juli 2017   18:26 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak, buatlah dirimu SELESAI dengan dirimu sendiri. Karena itu, modal untuk berbuat baik dan maslahat bagi orang lain."

Pesan sederhana itu, saya kabarkan untuk anak sulungku, Fahmi Rifli Pradana, yang hari ini menjejak usia ke-20 tahun. Selamat Ulang Tahun Nak ... Semoga kamu selalu sehat, rajin ibadah, berbakti kepada orang tua dan mampu meraih cita-cita yang sudah nyatakan.

Sungguh, gak ada hadiah istimewa yang Abi persembahkan. Kecuali tulisan sederhana sebagai ekspresi dan harapan Abi, Ibu, dan kedua adikmu, Farid dan Farah.

Di hari lahirmu, 5 Juli 1997 - 20 tahun lalu. Ada banyak kisah pilu dan bahagia. Cerita itu semua terangkum dalam nama indah "Fahmi Rifli Pradana", seperti Abi ekspresikan dalam tulisan ini. (Senandung Pengertian Anak; Fahmi Rifli Pradana (Catatan Seorang Ayah 1)).

Nak, buatlah kamu SELESAI dengan urusan kamu sendiri.

Mengapa? Agar kamu  bisa lebih banyak berbuat untuk orang lain. Memang, kamu sudah tidak kecil lagi; bahkan sudah dewasa. Sudah pantas menjadi pengganti Abi di rumah dalam urusan apapun. Bahkan Abi percaya, kamu pasti sudah punya sikap sendiri dalam memaknai hidup. Tapi berhati-hatilah Nak, karena banyak "keyakinan" yang terkalahkan oleh "pengalaman". Maka, jagalah keduanya tetap seimbang.

Nak, di usia 20 tahun, banyak orang bilang usia paling krusial, paling penting.

Mengapa Nak? Karena di usia 20 tahun, semua orang sudah meninggalkan masa kanak-kanak. Di usia 20 tahun pula, setiap untuk mulai memasuki hidup yang sesungguhnya. Wajar jika ada pepatah bilang, "lebih baik kehilangan masa muda daripada kehilangan masa depan". Itu berarti, masa depan kamu dimulai dari sekarang, di usia 20 tahun.

Jadi, masa depan kamu = masa sekarang. Masa depan itu disiapkan dari sekarang, bukan nanti. Namun anehnya, banyak orang menginginkan hidup di masa depan yang baik tapi mereka tidak mau berjuang keras untuk mendapatkan kehidupan yang baik itu.

Ketahuilah Nak, kamu itu terlahir untuk menjadi "nyata" bukan untuk menjadi "sempurna".Maka sekarang, berhentilah berharap dan mulailah untuk melakukan. Saat kamu masih kanak-kanak terlalu banyak yang "tidak mungkin". Kini, saat kamu dewasa maka semuanya berubah menjadi "mungkin, mungkin, dan bisa".

Di usia 20 tahun, apa yang kamu kerjakan itulah yang akan kamu hasilkan. Maka, lebih baik susah di usia 20 tahun daripada susah di usia 40 tahun nanti. Jangan ikut-ikutan, jadilah diri kamu sendiri. Karena sekarang, makin banyak orang yang senang membuat hidupnya lebih susah. Aneh bin ajaib ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun