Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Khawatirmu Tidak Membawa ke Mana-mana, Kenapa Khawatir?

1 Februari 2024   07:42 Diperbarui: 1 Februari 2024   07:46 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Hari ini ada yang khawatir tidak dapat rezeki. Khawatir tidak disukai orang lain. Bahkan khawatir bila berkiprah sosial, terus bagaimana hidup besok? Ada pula yang takut bisa makan atau tidak besok, lalu kerja siang malam hingga melalaikan ibadah dan kewajiban sebagai hamba. Banyak orang terlalu khawatir, hidupnya penuh kecemasan.

Terlalu khawatir, terlalu cemas. Segala rupa dikhawatirkan. Pekerjaan, uang, hingga cuaca pun dikhawatirkan. Hujan khawatir kehujanan, panas khawatir kepanasan. Biaya sekolah anak dikhawatirkan. Makan dicemaskan. Apalagi sedekah, pasti sangat dikhawatirkan. Tidak mau bersedekah karena takut uangnya habis dan tidak ada sisa lagi untuk keperluannya.

Banyak orang lupa. Khawatir itu tidak membawa kita ke mana-mana. Cemas itu tidak membuat apapun bisa jadi bergerak. Pekerjaan, rezeki bahkan uang terus-menerus dikhawartirkan. Pantas jadi lelah, stress, dan tidak berdaya. Lelah itu bukan karena pekerjaan, lemas itu bukan karena tidak punya uang. Tapi karena terlalu khawatir. Pikiran dan perasaan yang berlebihan. Mungkin terlalu banyak marah, benci, dan dendam. Berhentilah mengkhawatirkan apapun. Bangkitlah dari tempat duduk, dan bergeraklah ke mana-mana.

Apapun, jangan khawatir. Tidak usah cemas. Apalagi meragukan kekuasaan-Nya. Semua sudah ada yang mengatur. Karena "Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Pemberi rizki, Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh" (QS. Adz-Dzariyat: 58). Maka apapun, tidak perlu khawatir. Tugas kita hanya menyempurnakan ikhtiar dan terus beramal soleh. Selalu mau dan berani berbuat baik dan menebar manfaat kepada siapapun. Rezeki setiap manusia sudah Allah tetapkan. Bahkan terkadang datang dari arah yang tidak disangka-sangak. Jangan khawatir.

Khawatir itu tidak akan membawa ke mana-mana. Khawatiran hanya membangkrutkan semangat, membuang energi positif. Kerjakan saja apapun yang baik dan tebarkan terus manfaat di mana pun berada. Seperti pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya ikhtiar membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta huruf, mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, hingga menjalankan motor baca keliling ke kampung-kampung. Untuk sediakan akses bacaan ke anak-anak usia sekolah. Tidak pernah khawatir cuaca, mau hujan atau panas tetap bergerak. Karena sekecil apapun kebaikan yang ditebarkan pasti akan kembali kepada yang melakukannya.

Hidup itu tenang dan senang. Bila mau berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Asal seutas senyum bisa hadir dari bibir mereka yang membutuhkan, semuanya sudah cukup. Bergerak saja, dan bebaskan diri dari kekhawatiran dari kecemasan. Jangan biarkan khawatir mengungkung diri, sehingga tidak mampu berbuat apa-apa, tidak melakukan apa-apa.

Terkadang, ada benarnya. Bahwa hidup ini terlalu singkat untuk mengkhawatirkan hal-hal bodoh. Karena kahwatir itu tidak akan membawa ke mana-mana. Selain hanya berdiam diri. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun