Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menunggu Pagi Kok Pesimis dan Bingung?

15 November 2023   06:50 Diperbarui: 15 November 2023   07:09 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Apa kabar nih sobat literasi? Semoga sehat dan baik-baik selalu ya. Semoga hari ini menyenangkan dan positif. Badan sehat, rezeki lancar, dan pikiran tenang. Itu semua patut disyukuri. Karena seburuk apa pun keadaan kita, setidaknya datangnya waktu pagi harus disambut disambut dengan optimis.

Menunggu pagi di taman bacaan.
Karena ada orang yang menunggu pagi, karena harus bekerja dan upah yang diterima hanya cukup untuk membeli beras agar anak-anaknya tidak kelaparan.

Ada orang yang menunggu pagi, karena berharap agar dagangannya hari ini laku banyak sebab ia harus membayar kotrakan.

Ada pula orang yang menunggu pagi, karena ia harus dioperasi akibat penyakit yang di deritanya. Ada juga orang yang menunggu pagi, karena ia harus mengungsi, sebab keadaan yang mencekam negerinya dalam peperangan seperti di Gaza.

Masih ada pula orang yang menunggu pagi, karena ia berharap mendapat kehangatan sinar matahari sebagai terapi kesehatan. Pun ada orang yang menunggu pagi, karena ia sedang berduka dan harus segera menguburkan jenazah orang yang dicintainya.

Bahkan orang yang menunggu pagi, karena ia berharap pemberian sedekah dari orang lain yang dijumpai akibat kemiskinan dan cacat tubuh yang dialami.

Tidak sedikit pula, orang yang menunggu pagi karena ia berharap agar masalah yang dihadapi segera berakhir dan menemukan solusi. Dan akhirnya, ada orang yang menunggu pagi meski ia tidak tahu harus ke mana dan bagaimana. Sebab ia bingung tidak ada kerjaan dan harus menanggung perihnya derita dalam hidupnya.


Menunggu pagi di taman bacaan. Sekadar memberi pesan. Bahwa bila mau disadari, kita sama sekali tidak pantas untuk mengeluh. Berkeluh-kesah apalagi merasa nestapa. Sebab di luar sana, masih banyak nasib orang lain yang bila diperhatikan jauh lebih susah dan menderita dari kita.

Maka tidak ada kata lain. Selain perbanyaklah bersyukur. Jauhi keluhan. Jangan jalani hidup dengan ketakutan atau pesimis. Karena setiap orang sudah diatur hidupnya oleh Allah SWT. Kita, cukup perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa. Insya Allah, semuanya akan membaik.

"Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya, diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya." (HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun