Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berjuang Mencari Kesalahan Orang Tidak Mengubah Kamu Jadi Lebih Baik

12 Februari 2022   08:31 Diperbarui: 12 Februari 2022   08:33 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa pun dan di mana pun, cukup kerjakan yang baik dan tinggalkan yang buruk. Tidak perlu menyalahkan orang lain, apalagi bermentalitas korban. Merapati keadaan, sambil mencari siapa yang salah? Sungguh, hanya membuang waktu. Karena sebesar apa pun kesalahan yang ditimpakan ke orang lain. Serajin apa pun kamu menyalahkannya, itu semua tidak akan mengubah kamu jadi lebih baik. Kecuali menegaskan seolah kamu jadi korban.

Selain untuk ibadah, hidup pun mengandung risiko. Lalu, kenapa menghindar dari risiko? Atau berjuang keras untuk menyalahkan orang lain? Seberapa pahit pun, risiko harus diambil. Jadikan pelajaran untuk bertindak lebih baik. Bukankah risiko bisa jadi pemicu untuk memperbaiki diri? Kerjakan yang baik dan tinggalkan yang buruk. Sesederhana itulah hidup.  

 

Definisi literasi yang paling sederhana adalah "kerjakan yang baik, tinggalkan yang buruk". Sangat jelas dan lugas. Tanpa dalih tanpa alasan. Selagi itu kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain, maka kerjakanlah. Apa pun buruk, sekalipun itu ada di sahabat, maka tinggalkanlah. Baik kerjakan, buruk tinggalkan. Itulah sikap dan prinsip ber-literasi.

Seperti aktivitas literasi yang ada di taman bacaan. Mulai dari menyediakan akses bacaan hingga membimbing anak-anak yang membaca agar tidak putus sekolah. Menata buku-buku di rak dan menginventarisasi koleksi buku agar rapi. Mengajar baca-tulis kaum ibu buta aksara agar tidak dibohongi orang. 

Membimbing calistung anak-anak kelas prasekolah agar optimis dalam hidup. Menemani anak-anak difabel agar mampu aktualisasi diri. Mengurusi koperasi simpan pinjam agar anggota terbebas dari jeratan rentenir. Hingga menyantuni anak-anak yatim dan jompo binaan agar bisa tersenyum. Semua itu pekerjaan baik yang ada di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Terserah orang lain mau bilang apa? Intinya, kerjakan yang baik dan tinggalkan yang buruk. 


 

Di zaman begini, membaca buku itu bukan soal bisa atau tidak? Tapi karena mau atau tidak. Maka mengelola aktivitas literasi di taman bacaan memang tidak mudah. Apalagi masyarakatnya apatis. Terkadang bikin frustrasi, bikin stress. Ada yang membenci dan memusuhi. Bahkan tidak sedikit yang memfitnah atau menggubahi. 

Tapi ketahuilah, setiap perbuatan baik sekecil apa pun pasti kembali kepada yang melakukannya. Dan keburukan sekecil apa pun yang ditebarkan, maka akan kembali pula kepada yang mengerjakannya. Jadi tinggal pilih, mau berbuat yang baik atau buruk? Semua ada konsekuensinya kok.

Tidak usah banyak alasan. Apalagi berdalih dengan teori ini itu. Omong begini begitu padahal semuanya omong kosong. Lupa ya, hidup itu terjadi di alam tindakan, bukan di alam ucapan. Bekerja itu bukan hanya untuk mencari materi. Melainkan untuk menebar manfaat dan membantu orang lain. Jadi, setiap perbuatan baik maka kerjakanlah. Sebaliknya, Setiap pekerjaan buruk yang sia-sia pun jauhilah.

Maka jangan pernah menyerah berbuat baik, di mana pun dan hingga kapan pun. Jangan pula mengasihani diri sendiri, saat perbuatan baik sudah dimulai dan dijalani. Sekarang ini bukan waktunya untuk mengeluh apalagi menyalahkan orang lain. Tapi momen untuk introspeksi diri, apa perbuatan baik yang sudah dilakukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun