Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Arti Filosofi Angka 3 di TBM Lentera Pustaka?

15 Desember 2021   11:31 Diperbarui: 15 Desember 2021   11:41 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Kata pepatah bijak, ada tiga hal yang tidak bisa lama-lama disembunyikan, yaitu matahari, bulan, dan kebenaran. Maka hingga kapanpun, kebenaran akan terkuak. Sekalipun awalnya ditutup-tutupi siapapun.

Angka 3 itulah yang selalu menginspirasi TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Karena taman bacaan di mana pun, sejatinya harus bertumpu pada 3 hal agar tidak "mati suri". Yaitu 1) harus ada anak, 2) harus ada buku, dan 3) harus punya komitmen sepenuh hati bagi pengelolanya. Tanpa 3 hal tersebut, taman bacaan pasti terseok-seok. Alias "ada tapi tiada".

 

Sepanjang tahun 2021 pun, TBM Lentera Pustaka disponsori 3 CSR korporasi dari 1) Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, 2) Bank Sinarmas, dan 3) Pacific Life Insurance sebagai mitra kolaborasi demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Dan insya Allah tahun 2022 pun, akan ada 3 CSR korporasi yang akan menjadi sponsor untuk membiayai operasional TBM Lentera Pustaka.

Hingga saat ini, aktivitas dan program literasi di TBM Lentera Pustaka terus berkembang. Mulai dari 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak yang rajin membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu) dan berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 5) KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam, 6) YAtim BInaan (YABI) dengan 14 anak yatim, dan 7) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 kaum jompo yang dibina. Tidak kurang dari 250 orang menjadi penerima layanan literasi TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

Angka 3 memang sakral di taman bacaan. taman bacaan yang terus bergerak dan menebar kebaikan. Atas nama kemanusiaan, atas nama pengabdian. Bila begityu orientasinya, maka taman bacaan pun akan mendapatkan 3 hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat.

Taman bacaan memang sosial. Tapi taman bacaan pun harus dikelola secara professional. Agar taman bacaan jadi lebih asyik dan menyenangkan. Karena itu, taman bacaan di mana pun harus berpegang pada "filosofi angka tiga". Bahwa dalam berbagai hal kehidupan, ada 3 hal yang harus dijadikan pedoman.

 

Bahwa dalam hidup, ada 3 hal yang "tidak akan bisa kembali", yaitu waktu, kata-kata, dan kesempatan. Bahwa dalam hidup itu, ada 3 hal yang "bisa menghancurkan", yaitu kemarahan, kesombongan, dan dendam. Bahwa dalam hidup, ada 3 hal yang "tidak boleh dilupakan", yaitu harapan, keikhlasan, dan kebaikan. Bahwa dalam hidup siapapun, ada 3 hal yang "harus dimiliki", yaitu perubahan, pilihan, dan prinsip. Bahwa dalam hidup, ada 3 hal yang "tidak pasti", yaitu kekayaan, kesuksesan, dan mimpi.

Maka dalam hidup siapapun, ada 3 karakter penting yang harus dijunjung tinggi, yaitu 1) ikhlas, 2) tulus, dan 3) syukur. Dan tengoklah di luar sana, bila ada orang-orang yang masih berkeluh-kesah, gibah, fitnah, bahkan menyalahkan orang lain. Dapat dipastikan mereka sudah kehilangan sifat ikhlas, tulus, dan jujur. Hingga hidupnya menjadi cepat lelah. Karena lebih suka membandingkan segala kekurangannya dengan kelebihan orang lain. Hidup dianggap sebagai beban, bukan anugerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun