Kenapa kamu harus baca?Â
Itu pertanyaan sederhana. Tapi sulit untuk menjawabnya. Mau dijawab sudah baca, tapi nyatanya belum. Bila dijawab belum baca, jadi nggak enak dan malu. Urusan membaca buku dan membaca realitas hidup, memang tidak nggak sesederhana yang diucapkan atau yang dipikirkan.Â
Membaca buku sangat penting. Semua pasti sepakat dan tidak ada yang membantah. Karena membacaadalah sumber informasi apapun. Bertambah wawasan dan pengetahuan karena membaca. Bahkan kata orang bijak, membaca buku tdapat mengubah masa depan dan menambah kecerdasan. Cara berpikir pun bisa berubah karena membaca. Setuju dong.
Makanya membaca buku sering disebut membuka jendela dunia. Entah, karena jendela itu tertutp jadi terbuka. Atau karena jendela itu jadi sebab bisa melihat dunia. Ya begitulah. Intinya, membaca buku.Jangan sampai diabaikan. Membaca buku sudah tersingkirkan. Entah di sengaja atau nggak sengaja? Buktinya, banyak orang malah ramai main gawai. Bukan membaca buku.
Hebatnya, membaca buku pun tidak kenal usia. Lanjut usia, dewasa, remaja atau anak-anak boleh membaca. Tidak ada batasan apapun. Membaca bisa di mana saja dan kapan saja. Lalu kata oran pintar, membaca buku itu lebih bermanfaat daripada sekadar main gawai atau ngobrol. Tapi, kenyataannya bagaimana?
Kenapa kamu harus baca?
Ini terjadi di Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Ada 160-an anak usia sekolah yang sudah terbiasa membaca buku. Seminggu 3 kali dan rata-rata per anak bisa "melahap" 5-8 buku per minggu. Makanya, mereka disebut sebagai "anak pembaca aktif". Bukan anak yang sekadar datang ke taman bacaan tapi nggak membaca.
Hanya kemarin saat jam sekolah, sebagian dari mereka request khusus mau minta akses WiFi. Asal tahu saja, WiFi di TBM Lentera Pustaka hanya bisa di akses hanya hari Sabtu dan Minggu saja. Di luar hari itu nggaak diperkenankan. Mungkin karena ada tugas sekolah, mereka harus pakai WiFi. Nah akhirnya, mereka pun diberi akses WiFi dengan syarat "membaca dulu 3 buku". Membaca buku dulu sebelum dapat akses WiFi. Itulah cara Taman Bacaan Lentera Pustaka mendidik anak-anaknya. Kenapa harus baca? Karena membaca adalah perbuatan, bukan pelajaran.
Tapi sayang, di zaman begini. Membaca buku sudah jadi kegiatan langka. Jarang dilakukan banyak orang. Drai dewasa hingga anak-anak. Karena terbuai dengan era digital. Gawai selalu di genggaman. Jadi malas membaca. Atau membaca dianggap membosankan dan tidak menghibur. Lebih keren lagi, membaca katanya online. Entah, benar atau nggak-nya?