Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan Saja Berani Bersyukur, Kenapa Kamu Tidak? Ini 5 Sebab Lupa Bersyukur

6 September 2021   09:06 Diperbarui: 6 September 2021   09:28 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Ada satu hal yang dianggap remeh dalam hidup dan sering diabaikan. Yaitu bersyukur. Bersyukur atas apa yang dimiliki, atas apa yang dianugerahi Allah SWT. Bersyukur atas apa saja. Karena bersyukur adalah kunci dari segalanya. Agar hidup dan aktivitas apa pun lebih lapang dan terasa mudah. Pikiran dan perasaan jadi lebih positif. Bahkan perilaku pun jadi lebih baik dan lebih bermanfaat. 

Bukan hanya manusia, taman bacaan pun harus berani bersyukur.  Karena misi-nya untuk meningkatkan giat membaca anak-anak dan budaya literasi masyarakat masih tetap dapat berjalan. Sekalipun penuh tantangan dan kendala. Taman bacaan masih bisa bertahan dan tetap eksis sangat patut disyukuri. Karena saat taman bacaan berani bersyukur. Maka Allah SWT pun akan menambah nikmat-Nya, di samping memberi solusi atas kendala yang dihadapinya.

Jangankan taman bacaan, manusia yang lupa bersyukur saja. Pasti hidupnya terasa sempit dan susah. Di hatinya selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. Hingga hidupnya penuh dengan pikiran dan perilaku yang negatif. Gibah, mencari kesalahan orang lain, merasa kurang, hingga membenci tanpa alasan. Semua itu terjadi karena lupa bersyukur. 

 

Banyak orang lupa. Bersyukur itu bukan hanya saat mendapatkan nikmat yang baik. Tapi dalam keadaan sulit dan menghadapi berbagai hambatan tetap bersyukur. Taman bacaan yang anak-anaknya sedikit, buku-bukunya kurang, fasilitasnya minim pun patut bersyukur. Karena di balik itu semua, ada proses untuk menebar kemanfaatan kepada orang lain. Sebuah kesempatan yang tidak dimiliki orang lain.

Tentu, ada beragam cara untuk bersyukur. Bisa dengan hati, bisa dengan ucapan, bahkan lebih baik dengan tindakan. Asal jangan berkeluh-kesah. Apalagi merusak kebaikan yang sudah ada. Percayalah, hanya bersyukur yang bisa membuat keadaan lebih baik. Bahagia tidak mungkin diraih tanpa rasa syukur. Saat menyukuri apa yang dimiliki dan dijalani sehari-hari, di situlah ada keindahan hidup tanpa penyesalan sedikit pun. Seperti yang dilakukan di taman bacaan.

Bersyukur, masih bisa berbuat baik di taman bacaan. Masih bisa menata buku-buku di rak. Bahkan menemani anak-anak kampung membaca. Jangan takut untuk bersyukur. Karena di luar sana, masih banyak orang yang bingung mau berbuat apa di sela waktu senggangnya. Stres karena terlalu banyak berdiam diri rumah saja. Maka jangan sepelekan hal yang kecil, untuk selalu bersyukur.

Taman bacaan harus bersyukur. Apa pun keadaannya. Jangan sampai kufur dan akhirnya berkeluh-kesah. Lupa bersyukur tidak akan pernah memperbaiki keadaan. Justru akan menyengsarakan. Maka ketahuilah 5 (lima) sebab taman bacaan atau orang yang lupa bersyukur:

1. Tidak menghargai apa yang dimiliki. Lupa atas nikmat sehat, nikmat rezeki yang dikarunia-Nya. Lupa menghargai kenikmatan yang sudah diperoleh selama ini.

2. Terlalu ngotot pada apa yang diinginkan. Hidup penuh ambisi dan ngotot pada apa yang diinginkan. Hingga lupa atas apa yang dimiliki. Rileks-lah sejenak dari pikiran untuk mencapai tujuan. Karena semua ada prosesnya ada waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun