Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

19 Tahun Sudah, Dialog Ayah di Hari Ulang Tahun Anak Laki-lakinya

3 Januari 2021   09:21 Diperbarui: 3 Januari 2021   09:25 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"19 tahun sudah. Usia anakku Farid Nabil Elsyarif hari ini. Sebuah karunia yang tidak bisa diurai dengan kata demi kata. Hanya doa yang bisa aku panjatkan di setiap sisa nafasku. Agar Farid selalu diberi Allah SWT sehat wal afiat dan keberkahan dalam hidupnya.  Dan yang terpenting punya banyak waktu untuk mengenal Allah dan beribadah. Sambil fokus menyelesaikan kuliah di Prodi Matematika Universitas Brawijaya. Teruslah untuk belajar banyak hal dari segala sudut pandangmu dengan objektif. Selamat Ulang Tahun Nak," begitu tulisku pagi ini.

Ini hanya dialog virtual ayah di hari ulang tahun anak laki-lakinya, Farid Nabil Elsyarif.

Mungkin kamu masih ingat Nak. 4 tahun lalu di tanggal ini pula, kamu bersemayam sholat Subuh di Ka'bah Baitullah Masjidil Haram. Kain kiswa yang hitam pekat lagi suci itu menjadi saksi doanmu di Multazam. Maka tidak ada kado terindah di hari ulang tahunmu. Selain untaian doa agar kamu menjadi  anak yang soleh dan mampu meraih ridho-Nya. Tetap sabar, syukur dan ikhlas dalam keadaan apapun. Jadilah hamba Allah yang makin ma'iyatullah; makin dekat bersama Allah.

Dialog ini menjadi penting. Karena Abi dengan segala kekurangannya. Tentu, tidak akan bisa terus melihat dan menyaksikan apa yang kamu jalankan di luar sana. Karena manusia sehebat apapun pasti terbatas dan berbatas. Hanya kepada Allah, Abi percayakan agar kamu selalu dilindungi, dicegah dari segala hal yang tidak baik. Jauh dari fitnah, kesedihan, kebencian, dan segala perilaku yang bisa mencelakaimu.

Jujur, Abi sama sekali tidak tahu. Apakah kamu bahagia atau tidak menjadi anak Abi. Tapi satu hal yang Abi selalu perbuat dan doakan. Sebisa dan semampunya, Abi akan terus berjuang untuk kemandirian kamu di masa depan. Cinta dan kasih sayang Abi, persis seperti gula dan rasa manis. Tidak akan bisa dipisahkan dan tidak akan berkurang hingga kapanpun. Jangan pernah takut atau gundah dalam hidup. Karena Allah WT selalu Bersama kita. Senangkan Allah, maka Allah akan senangkan kita....

Di hari ulang tahunmu Nak.

Abi hanya bisa berdialog secara virtual melalui tulisan ini. Dengan sedikit pelukan cinta. Agar  kamu ingat dan tahu. Bahwa tujuan hidup sejatimu adalah mampu menggapai tempat terhormat saat hidup dunia untuk hari  akhirat kelak. Ketika kehidupan dunia ini sudah berakhir. Dialog virtual ini, hanya sebuah nasihat yang sesekali nanti, di usia dewasamu, dapat kamu baca berulang-ulang. Bukan hanya untuk kenangan, tapi bisa menjadi "bacaan reflektif' tentang kamu sendiri.

Dulu sewaktu kamu masih bayi. Abi selama 40 hari pas selalu melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di telingamu. Itu semua doa yang dipanjatkan dari seorang ayah untuk anak laki-lakinya. Sekaligus ungkapan syukur atas karunia Allah SWT.

"Ketahuilah Nak. Hidup di dunia itu semu. Tapi aromanya menggelegar. Maka banyak orang yang mabuk akibat bujuk rayu dunia. Di luar sana, ada banyak contoh orang-orang yang terlalu cinta dunia. Lupa kewajibannya, dari mana ia berasal dan mau ke mana ia pergi? Hidup dalam kebencian dan permusuhan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Lupa untuk diam, introspeksi diri dan bermunajat kepada Allah. Hati-hatilah, Nak".

Dunia itu hawanya panas. Bahkan tidak akan ada puasnya bila dikejar. Maka jangan lupa, hidup di dunia itu sementara. Tetaplah eling dan waspada. Waktu itu berlalu begitu cepat dan tidak mungkin kembali lagi. Maka teruslah mendekat kepada Allah, tanpa perlu merasa lelah. Tanpa perlu peduli pada manusia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun