Maka tidak ada seorang pun yang bisa mengulang semua cerita gelap yang telah dilewati. Terang pun kenyataan. Maka tidak ada pula orang yang bisa membantah atas semua takdir yang bakal dijalani. Persis seperti "cinta", ada yang gelap ada yang terang; bisa jadi hitam bisa jadi putih.
Mati listrik, biarpet PLN, persis seperti cinta pada siapapun.
Hanya ada dua pilihan. Â Tetap menerima sebagai ujian dengan penuh ikhlas dan rasa syukur. Atau mengutuk sekeras-kerasnya seperti tidak ada nikmat lagi di dalamnya.
Itu hanya cara Sang Khalik. Agar manusia tetap ikhtiar dan ikhtiar. Selebihnya, cukup menyadari. Bahwa ada ruang yang jadi kehendak Allah SWT dalam hidup manusia. Selalu ada jalan terang, ada jalan gelap. Maka berhati-hatilah. Agar tidak terlempar dalam kegelapan. Atau terbelenggu dalam cahaya terang yang berlebihan.
Orang bijak yang bilang "gelap adalah takdir; terang adalah tuntunan".
Karena tidak ada yang bisa menolak datangnya malam; tidak ada yang bisa membantah datangnya gelap. Maka tidak ada pula yang mampu mencegah mati listrik; biarpet PLN. Mati lampu itu, patut disyukuri. Agar kita bersegera mencari lilin, menemui cahaya.Â
Untuk berusaha menerangi kegelapan. Lagi-lagi ikhtiar. Karena kemarin ketika terang. Berapa banyak dari kita yang lupa bersyukur. Bahkan faktanya, tidak sedikit dari kita yang mencaci-maki matahari karena terlalu panas memberi sinarnya.
Hidup itu ada jalan gelap, ada jalan terang.
Banyak orang mengutuk kegelapan. Karena gelap baginya adalah kedukaan, kemarahan, kehampaan, kekosongan, kemiskinan, pun ketidakmampuan. Tapi banyak orang lupa bersyukur di kala terang, ketika cahaya bersinar. Ketika cahaya sebagai tanda kenikmatan, kesukaan, kelimpahan, kekayaan, kemampuan pun enggan berbagi terangnya kepada orang lain.
Gelap terang itu hanya simbol. Seperti hitam dan putih.