Ke depan, siapapun Gubernur DKI Jakarta, sangat pantas untuk berbicara lebih lugas dalam bahasa persuasif yang rasional, berpihak pada logika kebenaran. Bukan berbahasa yang sugestif, hanya mengumbar janji atau bahasa yang identifikasi, hanya mempromosikan diri. Agar nantinya, tercipta kembali budaya dan tatanan nilai kebaikan dan kesantunan yang memang ada di masyarakat Jakarta. Tinggal esok, siapa pemimpinnya? #JakartaMemilih