Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kombatan, JNE, dan Komitmen UKM

25 Agustus 2019   03:07 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:09 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debut para penulis yang tergabung dalam KOMBATAN, singkatan dari Kompasianer Banua Kalimantan Selatan, menyisakan semangat yang luar biasa bagi bloger milik Harian Kompas ini. Bayangkan, sejak event bertagar #Kopiwriting tersebut diluncurkan, tranding topic di media-media online berkisar seputar Kombatan, JNE, UKM dan sejenisnya. 

Ya, event kegiatan JNE Kopiwriting bertajuk : "UKM Lokal di Pasar Digital" ini mengalokasikan 20 Kompasianer Banua, dan sejumlah jurnalis dari media online. Ke-20 Kompasianer tersebut, umumnya berasal dari kawasan Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, Tanah Bumbu, bahkan ada seorang di antaranya dari Kapuas, provinsi tetangga Kalsel, dalam hal ini Kalteng, yang jika tak ada aral melintang akan ditetapkan oleh pemerintahan Jokowi, menjadi ibukota negara RI yang baru (Insya Allah).

Meski sudah lebih berpuluh tahun menjadi anggota Kompasianer, saya berbahagia hadir di event seperti ini. Event berkumpul anak-anak muda kreatif, inovatif, yang sebagian masih berstatus mahasiswa, dan baru lulus sarjana. Sepertinya, sayalah peserta paling senior berusia 61 tahun.  Selebihnya ada yang baru 20-an tahun, 30-an, 40-an dan 50-an. Lebih separo para Kompasianer ini anak-anak muda inovatif, yang tergabung dengan sebutan kaum "melineal". Saya bangga dengan mereka. Mereka hadir dalam era yang sudah jauh berubah, dengan teknologi yang meledak-ledak. Sebagai senior saya pun senang berbagi pengalaman, bagaimana berjuang era "tempoe doeloe". Misalnya saat berhadapan dengan rezim Soeharto yang sangat represif, tak ada kebebasan pers (seperti sekarang), sesuatu yang nggak akan pernah mereka temukan di negeri ini, pasca reformasi.

Dalam event ini, pihak pengelola Kompasianer dari Jakarta, serta merta juga mengundang sejumlah pihak menjadi nara sumber. Misalnya selain Pimpinan Cabang JNE Banjarmasin, yang bertekad agar kehadiran lembaganya untuk ikut serta mendorong pengembangan UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah. Mereka juga mengundang UMKM sukses, seperti pemilik Rumah Sambal Acan Raja Banjar. Tak hanya itu, turut pula menyampaikan perkembangan UMKM di daerah masing-masing, yakni yang mewakili Walikota Banjarmasin, dan Walikota Banjarbaru. 

Para pejabat negara ini, sesuai doktrinnya, seperti biasa selalu bicara positif thinking. Narasi mereka pun bak kor, selalu bilang perkembangan UMKM dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan. Seberapa jauh kontribusi lembaga UMKM di bawah kendali mereka, terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, misalnya, belum bisa dipetakan dengan baik. Budaya yang dibangun di kalangan birokrat di negeri ini, jarang-jarang mau masuk ke wilayah kritik internal. 

Meski begitu, kita pun tetap optimistik, bahwa pada saatnya, secara alami, dunia UMKM dan UKM (khususnya dari kalangan swasta) akan terus membaik, sejalan dengan dinamika zaman dan perkembangan ilmu dan teknologi modern. Fenomena perusahaan swasta yang terus berkembang baik dan dahsyat, seperti model Traveloka, Bukalapak, Grab, Gojek (sekadar menyebut sejumlah contoh) dan lain-lainnya, sesuatu yang tak bisa dipungkiri, betapa dahsyatnya perusahaan dunia digital. Inilah sesungguhnya yang harus dipacu oleh negara, dengan selain memudahkan regulasi, juga supporting teknologi dan permodalan. Negara bisa saja suatu saat "ditinggalkan" warganya, jika selalu melakukan sesuatu yang selalu dalam dimensi politik praktis, dan bahkan belum mampu merubah budaya birokrasi yang cenderung menggeruguti fasilitas negara, baik buat kepentingan individu, kelompok dan sejenisnya.

Debut KOMBATAN dan JNE ini, patut mendapat apresiasi dari pihak-pihak publik yang luas. Kenapa ? Karena tekad mereka adalah mendorong dan memantapkan komitment mereka bagi pengembangan UKM dan UMKM, termasuk di banua ini. Bukti komitment dari JNE dan Kompasiana menyelenggarakan JNE Journalist Competition 2019, dari 19 Juli hingga 13 September 2019. Tak tanggung-tanggung, buat acara ini, event JNE Kopiwriting yang diselenggarakan di 6 kota ini disediakan hadiah uang tunai masing-masing Rp 5 juta rupiah. Tak hanya itu, 3 pemenang utamanya akan dapat hadiah perjalanan religi, seperti umroh (bagi yang muslim), atau holyland (buat yang non-muslim).

Gagasan besar JNE dan Kompasiana melalui JNE Journalist Competetion 2019 inilah yang kemudian patut ditularkan oleh para KOMBATAN Banua khususnya, dan semua jemaat Kompasianer di mana pun berada. Targetnya adalah membaiknya perkembangan UKM dan UMKM, dengan memanfaatkan Pasar Digital, sesuai eranya 4.0. Langkah ini pun harus serta merta diikuti oleh perusahaan-perusahaan besar lainnya, sehingga kiprah mereka pun jelas buat bangsa dan negara di negeri ini. 

Jika itu yang terjadi, maka kehadiran media-media online, serta kehadiran perusahaan-perusahaan digital, pasti menjadi luar biasa. Langkah mereka pun akan sejalan dengan langkah dan usaha negara, pemerintah. Pada saat Peringatan 17 Agustus 2019 lalu misalnya, Menteri Kominfo Rudiantara, resmi meluncurkan Gerakan Nasional 1.000 star up digital. Selain itu diadakan pula diskusi panel, menghadirkan akademisi perguruan tinggi terkemua dan para CEO perusahaan nasional terkemuka. Ini adalah karya nyata dan baru dari negara buat mendorong berkembangnya perusahaan digital. 

Mendorong UKM Lokal di Pasar Digital (dokpri)
Mendorong UKM Lokal di Pasar Digital (dokpri)
Jika JNE dan Kompasiana sudah memulainya, lalu yang lain kapan ? Terlebih dengan komitmen aktivis KOMBATAN ini, tentu banua pun harus berperan serta. Janganlah banua ini hanya dikenal sebagai lumbung "emas hitam" yang sudah membuat orang-orang yang dulunya susah, tetapi kini sudah sangat sejahtera. Cobalah sisihkan pula dana CSR mereka, secara proporsional dan profesional. Betul-betul buat ummat, bukan untuk digarap sendiri, yang tak ada sentuhannya dengan umat kebanyakan.

Model yang dilakukan oleh JNE dan Kompasiana itu, jelas sesuai nilai-nilai yang dikandung Pancasila dan UUD 1945. Dari sini inilah nasionalisme kita bisa diukur. Selain itu, dari sisi agama apa pun, juga sejalan. Oleh karenanya, dengan niat yang tulus dan istiqomah, Insya Allah segala amal usaha kita akan berpahala. Aamiin ya rabbal alamien ... !!!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun