Mohon tunggu...
syamsul hasan
syamsul hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka makan dan bernyanyiiiiiii

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila Sebagai Sarana Dakwah dan Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam

25 September 2025   07:31 Diperbarui: 25 September 2025   08:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia bukan hanya merupakan fondasi ideologis, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang sejalan dengan ajaran Islam. Dalam perspektif Islam, Pancasila dapat dijadikan sarana dakwah dan pendidikan karakter karena nilai-nilainya bersumber dari norma-norma universal yang juga diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan beragama sejatinya adalah bentuk pengamalan nilai-nilai Islam dalam konteks kebangsaan.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, secara eksplisit mencerminkan konsep tauhid dalam Islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah (QS. Al-Ikhlas: 1-4). Dalam konteks dakwah, sila ini menjadi titik awal pembinaan akidah masyarakat melalui pendekatan yang inklusif dan toleran. Umat Islam dapat menyampaikan nilai tauhid tanpa menafikan eksistensi agama lain, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah yang menjunjung kebebasan beragama.

Sila kedua hingga kelima—kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dan keadilan sosial—juga mengandung nilai-nilai Islam seperti keadilan (al-‘adl), musyawarah (shura), ukhuwah (brotherhood), dan kasih sayang (rahmah). Pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila dapat memperkuat pembentukan pribadi Muslim yang tidak hanya taat secara ritual, tetapi juga memiliki integritas sosial yang tinggi.

Dari sisi dakwah, Pancasila dapat menjadi jembatan dialog antarumat beragama. Ketika dakwah dilakukan dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pijakan, maka pendekatan yang digunakan akan lebih kontekstual dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia yang majemuk. Ini juga sejalan dengan pendekatan maṣlaḥah dalam fikih, yaitu mendahulukan kemaslahatan umum.

Pendidikan karakter berbasis Pancasila juga dapat mencegah radikalisme dan degradasi moral generasi muda. Nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan toleransi merupakan bentuk nyata dari akhlakul karimah yang ditekankan oleh Islam (QS. Al-Qalam: 4). Maka, ketika nilai-nilai ini diajarkan di sekolah dan keluarga, sejatinya umat Islam sedang melaksanakan perintah Allah untuk menanamkan akhlak yang mulia.

Dengan demikian, Pancasila bukanlah entitas yang terpisah dari Islam, tetapi justru dapat menjadi sarana strategis untuk menyampaikan pesan-pesan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dakwah dan pendidikan karakter melalui Pancasila adalah ikhtiar mulia untuk membumikan nilai-nilai Islam dalam konteks kebangsaan Indonesia.

Pandangan Ulama terhadap Pancasila sebagai Sarana Dakwah dan Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam

1. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa

Para ulama umumnya memandang Pancasila bukan sebagai agama, tetapi sebagai falsafah hidup dan dasar negara yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dianggap selaras dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti tauhid, keadilan, persaudaraan, dan musyawarah.

KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) menyatakan bahwa Pancasila dapat menjadi dasar persatuan bangsa selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.

KH. Wahid Hasyim (tokoh perumus Pancasila) melihat Pancasila sebagai titik temu antara umat Islam dengan kebangsaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun