Mohon tunggu...
Syamsul Ardiansyah
Syamsul Ardiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Manusia Biasa dan Relawan Aksi Kemanusiaan

blog ini akan bicara tentang masalah sehari-hari. follow me in twitter @syamsuladzic\r\n\r\nPengelola http://putarbumi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Gerakan Rp 1000 untuk TKI

27 Januari 2011   16:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12961469041385047109

Beberapa teman bertanya tentang maksud dari Gerakan Rp 1000 untuk TKI. Apa yang sebenarnya hendak diraih dari gerakan pengumpulan dana untuk pemulangan TKI tersebut. Secara singkat, pertanyaan-pertanyaan yang mampir melalui SMS dan BBM itu saya jawab, "ya untuk memulangkan TKI yang terdampar di Arab Saudi".

Sejak dicanangkan pada 12 Januari 2011 lalu sampai sekarang setidaknya telah diperoleh dana sebesar Rp 91 juta.  Jumlah dana yang tengah dikumpulkan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sejak kampanye Gerakan Rp 1000 untuk TKI ini meluas di berbagai kota di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, upaya pengumpulan dana tersebut kabarnya juga meluas di berbagai negara, seperti Singapura, Taiwan, dan Hong Kong. Uniknya, di beberapa negara tersebut, para TKI lah yang menjadi relawan sekaligus donatur untuk pengumpulan dana yang ditujukan untuk membantu pemulangan saudara-saudaranya di Arab Saudi.

Pertanyaan teman-teman umumnya seputar bagaimana memproses dana yang terkumpul tersebut sehingga bisa membantu pemulangan para TKI yang terlantar di Kolong Jembatan Kandahar, Jeddah, Arab Saudi. Apakah MigrantCARE dan unsur-unsur masyarakat sipil lain yang menjadi pemrakarsa gerakan tersebut bisa menembus barikade diplomatik dan kebijakan imigrasi Saudi Arabia untuk mengeluarkan ratusan TKI yang terlantar tersebut? Tidakkah cukup dengan menggencarkan desakan kepada pemerintah agar segera mengurus pemulangan mereka? Atau, kira-kira berapa dana yang perlu dikumpulkan agar saudara-saudara kita. para TKI yang terlantar di Saudi Arabia itu bisa dipulangkan? Dan lain-lain.

Hal pertama yang hendak saya kemukakan dalam kesempatan ini adalah dana tersebut akan digunakan untuk memproses pemulangan TKI. Dalam upaya memproses kebutuhan tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan selain menyediakan tiket perjalanan dari Arab Saudi ke Jakarta dan dari Jakarta ke rumah asal masing-masing TKI. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah proses pengambilan dokumen-dokumen keimigrasian para TKI, seperti paspor dan visa, yang semuanya berada di tangan majikan masing-masing serta kebutuhan untuk membantu pemulihan kesehatan bagi sebagian TKI yang menderita sakit selama mereka terlantar di bawah kolong jembatan. Perkiraan kasar yang dikemukakan berdasarkan perhitungan teman-teman MigrantCARE mencapai Rp 1,7 triliun.

Berikutnya, bagaimana mekanisme penyaluran dana tersebut? Akankah dikelola sendiri oleh para penggagas? Ataukah diserahkan kepada pemerintah sudah terkenal korup dan suka berbohong? Sampai sekarang, belum ada kata final terkait bagaimana proses penyaluran dana tersebut. Yang pasti, para penggagas gerakan ini menyadari keterbatasan kapasitas dalam upaya menembus dinding politik hubungan diplomasi Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi. Artinya, terbuka kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah, khususnya kementerian luar negeri RI untuk mengupayakan proses ini.


Bukankah pemerintah, termasuk kementerian luar negeri cenderung jadi macan ompong dalam diplomasi politik luar negeri, khususnya jika terkait dengan perlindungan WNI termasuk TKI? Betul! Tidak ada yang meragukan jika pemerintah Indonesia memang payah dalam urusan ini. Berulangkali, pemerintah hanya menjadi macan kertas, hanya galak di depan media-media massa Indonesia, tapi lunak seperti daging kambing muda di depan pejabat negara-negara lain.

Akan tetapi, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mempersoalkan masalah itu. Prioritas utama kita sekarang adalah memproses pemulangan TKI yang terlantar di Arab Saudi secepat-cepatnya. Tentu saja, sikap ini tetap dibarengi dengan sikap kritik dan independen. Artinya, pemerintah tetap diposisikan sebagai pemerintah yang harus terus diawasi dan dikritisi. Selaku masyarakat sipil, kita tetap menuntut akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan yang semestinya terhadap seluruh warga negara tanpa kecuali.

Lantas, apa sikap kita terhadap negara yang sudah menelantarkan para TKI tersebut? Yang pasti, kita akan membuat perhitungan dengan negara yang sudah menelantarkan saudara-saudara kita. Namun, perhitungan itu kita simpan dulu untuk sementara dan akan kita sampaikan pada saatnya.

Optimiskah kita dengan gerakan ini? Ya kalau dikaitkan dengan intensifnya upaya "penggembosan isu"--diantaranya dengan menyebarkan informasi tentang adanya sindikat yang sengaja membuang TKI ke kolong jembatan Khandara--yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya kementerian tenaga kerja dan transmigrasi, saya kira pantas jika sebagian dari kita untuk bersikap pesimis. Namun mungkin, ada baiknya jika yang bersikap pesimis itu adalah hanya pemerintah. Pesimisme pemerintah itu sudah pasti disebabkan oleh keraguan dan tidak adanya kepercayaan diri dari pemerintah untuk mengelola negara ini dengan benar. Jika mereka terus-menerus pesimis, ya kita ganti saja mereka, sebab barisan pesimis itu tidak layak memimpin negeri ini.

Kita tidak perlu ikut-ikutan pesimis. Dari setiap Rp 1000 yang kita kumpulkan untuk mendukung gerakan ini, saya yakin jika kita tengah menanam optimisme untuk setidaknya bisa memulangkan saudara-saudara kita, para TKI, yang kini terlantar di kolong-kolong jembatan di Arab Saudi.

terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun