Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Wihdatul Ummah, Pelopor Salat Tarawih 1Juz/Malam di Makassar

8 April 2023   11:22 Diperbarui: 8 April 2023   11:24 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salat Tarawih di Masjid Wihdatul Ummah/Photo: Facebook 

 

Masjid  Wihdatul Ummah Pelopor Salat Tarawih 1 juz/Malam di Makassar

Masjid merupakan tempat paling mulia di bumi. Karena itu bagi orang beriman dan pecinta kebaikan serta pencari kedamaian masjid merupakan tempat paling tepat.

Sebagai tempat ibadah dan rumah Allah (Baitullah) masjid harusnya menjadi tempat paling favorit bagi orang beriman mencari ketenangan dan kedamaian. Seorang ulama mengatakan, "Orang beriman di Masjid seperti ikan di dalam air". Artinya orang beriman itu tenang ada nyaman jika berada di Masjid.

Rasul juga pernah memuji orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Beliau menggolongkan orang yang cinta masjid ke dala m satu dari tujuh kelompok manusia yang akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat, di mana hari itu tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah.

[8/4 10.38] Syamsuddin: Sebagai orang yang pernah berpindah-pindah domisi sejak dua dasa Warsa penulis selalu menganggap dan menjadikan masjid sebagai tempat paling berkesan di setiap kota yang ditinggali.

Pada tulisan ini akan mengulas masjid yang paling berkesan ketika penulis domisili di Makassar Sulawesi Selatan.

Penulis berdomisili di Makassar sekira 13 tahun, sejak tahun 1998 sampai 2012. Sejak pertama kali datang ke kota daeng untuk lanjut studi sampai pindah ke Bogor juga untuk keperluan lanjut studi.

Salah satu masjid paling fenomenal dan berkesan di mata penulis saat domisi di kota Anging Mammiri tersebut adalah Masjid Wihdatul Ummah. Masjid yang terletak di salah satu Gang Jln. Abdullah Dg. Sirua ini tergolong fenomenal dan berkesan bagi penulis bukan karena apa-apa. Bukan karena tampilan fisiknya. Bukan pula karena usia tua yang kemudian menjadi masjid antik atau cagar budaya. Tapi karena fungsi dan perannya sebagai pusat kegiatan dakwah dan sosial serta program keummatan lainnya.

Penulis sendiri mulai menginjakkan kaki di Masjid ini pada akhir tahun 1998. Yakni beberpa tahun setelah masjid ini didirikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun