Dari sisi energi, Dr. Nurulafiqah Nadzirah Mansor memaparkan tantangan besar Asia Tenggara dalam menghadapi lonjakan kebutuhan energi. Ia menawarkan solusi melalui Energy Management System (EMS), Demand Response, serta konsep Smart Homes dan Smart Communities yang memungkinkan rumah tangga berbagi energi dan mengelola konsumsi listrik secara cerdas.
"Ketika kita mengelola energi dengan bijak, kita tidak hanya menghemat listrik tetapi kita sedang membangun budaya kepedulian untuk masa depan," tegasnya.
Sementara itu, Dr. Daniel Chan mengangkat refleksi tentang dunia pendidikan dengan pernyataannya yang tajam yakni "Built for 1998, Stuck in 2018." Ia menilai, meskipun struktur pendidikan cukup kuat, pengalaman belajar yang dirasakan mahasiswa sering kali tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Menurutnya, transformasi pendidikan perlu bergerak pada tiga level utama: prinsip, praktik, dan kebijakan.
"Pendidikan masa depan harus menghadirkan pengalaman belajar yang relevan, inklusif, dan sejalan dengan perubahan sosial serta teknologi global," ungkapnya.
Konferensi ICIESC 2025 yang ke-7 ini menjadi wadah strategis untuk mempertemukan gagasan lintas disiplin dan lintas negara untuk mendiskusikan arah kebijakan pendidikan yang relevan dengan transformasi digital, kebutuhan masyarakat, serta tuntutan global, Ujar Ketua LPPM Unimed Dr. Hesti Fibriasari, M.Hum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI