Mohon tunggu...
Syamsiatul Fajriyah
Syamsiatul Fajriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka banget baca dan lagi belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pewisda: Upaya Pemberdayaan Pemuda Berbasis Ekowisata di Desa Paniis Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat

23 Oktober 2021   14:21 Diperbarui: 23 Oktober 2021   14:28 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi saat wawancara dengan pihak desa dan ketua karang taruna Desa Paniis

Desa Paniis merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Desa ini memiliki kurang lebih 664 pemuda dan potensi sumber daya alam yang cukup banyak, salah satunya yaitu Bumi Perkemahan Lembah Riung Paniis. Bumi Perkemahan Lembah Riung Paniis memiliki luas sekitar 7 hektar dan berdekatan dengan mata air. Namun pengelolaan bumi perkemahan ini dirasa masih kurang, maka dari itu kami ingin melakukan kegiatan pemberdayaan dengan memotret sebuah program di Desa Paniis yaitu "Pewisda" yang merupakan kepanjangan dari Pengelola Wisata Desa. Program ini ada sebagai upaya pemberdayaan pemuda berbasis ekowisata di Desa Paniis. Dengan program ini diharapkan para pemuda yang dinaungi oleh Karang Taruna Desa Paniis dapat menjadi pengelola wisata desa yang baik dan berkualitas. Pemberdayaan yang akan dilakukan untuk pemuda dalam mengelola potensi desa ini berupa pengelolaan dalam hal skill dan manajemen pengelolaan wisata dengan menggunakan pendekatan model pentahelix dan teori hiperealitas. Adapun tahapan pemberdayaan yang akan dilakukan meliputi:

(1) Pemetaan dan analisis potensi. Pemetaan dan analisis potensi wilayah serta pemuda dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis SWOT yang telah dilakukan menunjukan lebih banyak kekuatan dan peluang untuk membangun pariwisata di Desa Paniis. Untuk kekuatannya pemuda Desa Paniis memiliki keterampilan bersosialisasi yang cukup baik dan melek akan teknologi serta tentunya Desa Paniis juga memiliki potensi bumi perkemahan yang dekat dengan mata air. Sedangkan peluangnya yaitu pemuda Desa Paniis memiliki kepercayaan dari berbagai pihak untuk mengelola wisata desa, banyaknya masyarakat yang mencari lokasi wisata yang berbau alam dan jauh dari keramaian;

(2) Analisis tahapan pemberdayaan. Selain menggunakan analisis SWOT, dapat dilakukan pula analisis tahapan pemberdayaan untuk mengetahui kondisi pemuda di Desa Paniis. Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan pemerintah desa dan ketua karang taruna Desa Paniis dapat kita simpulkan bahwasannya pemuda di sana sudah berada pada: tahapan afektif (pemuda Desa Paniis sudah mulai membutuhkan kemandirian dalam mengelola potensi yang terdapat di Desa Paniis), tahapan kognitif (pemuda Desa Paniis harus terus mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi agar kemampuan yang dimiliki bisa kian bertambah), tahapan psikomotorik (pemuda Desa Paniis harus memperkaya variasi keterampilan) dan tahapan konatif (pemuda Desa Paniis berpotensi secara mandiri untuk membangun diri dan lingkungannya karena potensi yang banyak dan banyaknya upaya yang dilakukan agar kemampuan yang mereka miliki dapat meningkat dalam mengelola potensi tersebut);

 (3) Penyusunan desain model. Penyusunan desain model dibuat sebagai bentuk rangkuman dari setiap kegiatan pemberdayaan yang akan dilakukan. Desain model ini meliputi: pra pemberdayaan (analisis situasi, identifikasi potensi dan masalah, analisis kebutuhan serta pengumpulan data), input (Desa Paniis memiliki potensi berupa bumi perkemahan dan mata air serta pemuda yang mudah bersosialisasi dan melek akan teknologi), sosialisasi (memberikan pengetahuan kepada pemuda tentang potensi desa dan ekowisata serta memberikan pemahaman bahwa dengan mengelola potensi desa dapat membuka lowongan pekerjaan, menambah wawasan, menambah pendapatan,  keahlian mereka dalam bersosialisasi dapat tersalurkan dan keahlian mereka dalam menggunakan teknologi pun semakin meningkat), kegiatan (awal mula kegiatan akan dilakukan pembentukan 2 kelompok, pendampingan, pembinaan, monitoring evaluasi, tindak lanjut dan pengembangan), tujuan dan output (bertujuan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki oleh desa dan outputnya yaitu buper memiliki fasilitas dan pelayanan yang baik, mata air menjadi lebih terjaga kebersihannya, membuka lowongan pekerjaan, menambah wawasan dan pendapatan, keahlian mereka dalam bersosialisasi dan menggunakan teknologi menjadi meningkat serta tersalurkan. Dengan begitu, desa dan pemudanya menjadi mandiri dan lebih berdaya);

(4) Sosialisasi dan diseminasi. Sosialisasi dan diseminasi yang dilakukan kepada pemuda Desa Paniis yaitu dengan memberikan pemahaman bahwa dengan mengelola potensi desa (bumi perkemahan dan mata air) dapat membuka lowongan pekerjaan, menambah wawasan, menambah pendapatan, keahlian mereka dalam bersosialisasi dapat tersalurkan dan keahlian mereka dalam menggunakan teknologi pun semakin meningkat. Dengan begitu desa dan pemudanya menjadi lebih berdaya;

(5) Pembentukan kelompok produktif dan kreatif. Kelompok dalam program pemberdayaan pemuda ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok produktif dan kreatif. Kelompok produktif berfokus pada pengelolaan potensi desa (bumi perkemahan dan mata air) serta kelompok kreatif berfokus pada branding tempat wisata. Pembentukan kelompok bertujuan agar masing-masing kelompok dapat berfokus pada bidang dan minat pemuda masing-masing;

(6) Penguatan kelembagaan. Dalam menjalankan program ini diperlukan penguatan kelembagaan. Adapun penguatan lembaga ini dilakukan kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata serta pemerintah desa setempat selaku fasilitator. Dan tentunya penguatan lembaga pada karang taruna pemuda Desa Paniis selaku konseptor dan eksekutor pada program ini;

(7) Konsultasi dan pendampingan. Konsultasi dan pendampingan dilakukan dengan cara berdiskusi melakukan sosialisasi dengan cara yang baik tentang kesiapan pemerintah desa setempat dan dinas terkait sebagai fasilitator para pemuda, dan apabila ada hal yang ingin ditanyakan atau dikonsultasikan sangat dipersilahkan dan kesempatannya sangat terbuka lebar;

(8) Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi yang bisa dilakukan yaitu sebagai berikut: selalu menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah Desa Paniis, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata serta dengan para pemuda. Selain itu, semua pihak yang terlibat senantiasa melakukan pelaporan kemajuan, kinerja, kendala dan hal apa yang perlu dievaluasi;

(9) Tindak lanjut dan pengembangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pihak pemerintah Desa Paniis dan ketua karang taruna tindak lanjut juga pengembangan yang dapat dilakukan atas program ini yaitu terus melaksanakan pengoptimalisasian pengelolaan potensi serta pemudamya. Selain itu, perlu dilakukan pula perluasan  kerjasama atau kemitraan agar Desa Paniis dan pemuda yang ada didalamnya bisa lebih berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun