Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembu Bodong VI

29 November 2010   05:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selikur artinya duapuluhsatu, malam ketujuh sejak purnama penuh. Prabayaka berlayar perlahan mengikuti alur bawah laut atauunderwater river channel di muara Sungai Barito dimana alur sungai berada dibawah permukaan laut.Ketika bulan purnama penuh, memang pasang laut atau tidal bore bisa mencapai plus 5,5 meter LWS. Tapi sekarang keadaan laut lagi surut, hanya plus 0.40 meter LWS, setiap kapal wajib berhati hati mengikuti alur bawah laut sungai Barito. Kalau salah memahami alur dalam, pastilah kapal dukuk manis di atas gosong laut.

Nakhoda Patih Penimba Segara berdiri disamping juru mudi utama, memberikan perintah menentukan arah navigasi pelayaran dengan tujuan kembalai ke Negeri Candi Laras.

Amang Ical duduk termenung di anjungan nakhoda, terlihat agak lusuh dengan rambutnya sedikit gondrong, meski dengan baju kuning padu dengan overcoat berwarna biru demokrat, bahannya kain bludru dari Smyrna, diaterlihat sangat capek. Dia sedang berfikir untuk memutuskan apakah jadi membeli tall ship Prabayaksa, perahu layar bertiang satu yang sekarang ditumpanginya. Memang pengalaman kemarin ketika Prabayaksa diterpa badai hebat membuktikan ketangguhannya, perahu tidak pecah bahkan tiang layar tidak goyah sedikitpun.

Nakhoda utama Patih Penimba Segara mendekati Amang Ical dan mengajaknya ke ruang terbuka di geladak. Agaknya dia ingin berbicara rahasia empat mata.

Amang nampaknya ragu tentang kapal ini, apakah Amang meragukan kehandalannya atau adakah masalah lain?

Tidak….bukan tentang kehandalannya, Prabayaksa sudah lolos ujian berat ketika kandas dan diamuk badai tempo hari.

Oke…barangkali Amang ragu tentang riwayat kepemilikan kapal ini. Kapal ini bukan milik kerajaan Negeri Candi Laras tetapi kapal warisan pribadi keluarga kami, ujar Patih Panimba Segara.

Prabayaksa dibangun dengan tangan kakek saya sendiri sebagai kapal ekspidisi untuk mencari dan menemukan tanah leluhur kami di Kutai Martadipura.

Patih Panimba Segara menceriterakan bahwa kakeknya adalah pelaut ulung pada masa muda beliau dan menjadi saudagar kaya raya di Sriwijaya. Ketika pembangunan kapal selesai, Kerajaan Sriwijaya dalam situasi perang menghadapi serangan Khampala atau negeri Campa. Seluruh kapal yang ada di Kerajaan Sriwijaya didaftarkan sebagai kekuatan armada Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya, termasuk kapal sang kakek di daftarkan dengan nama Prabayaksa dengan tugas utama melakukan evakuasi, penyelamatan keluarga kerajaan bila terjadi keadaan genting. Diberi nama Prabayaksa karena kapal itu bertugas menyelamatkan seluruh keluarga Mpu Adhyatman, pakar hukum, Jaksa Agung Kerajaan Sriwijaya. Prabayaksa artinya Jaksa Agung.

Ayanda Patih Panimba Segara menuturkan bahwa sang kakek tewas dalam peperangan melawan Khampala. Namun seluruh keluarga Jaksa Agung selamat dari pembantaian oleh bala tentara Khampala.

Selanjutnya keluarga Panimba Segara masuk dalam jajaran keluarga Kerajaan Sriwijaya, namun sebagia pewaris Prabayaksa tidak pernah menghibahkannya kepada kerajaan Sriwijaya sampai dia meninggal dunia.

Jadi sekarang saya adalah ahli waris dan pemilik sah kapal ini. Percayalah…saya mengatakan yang sebenarnya.

Amang Ical mendengarkan dengan seksama seluruh penuturan Patih Panimba Segara. Dia personifikasi dirinya seperti sang kakek nakhoda. Sebagai saudagar kaya raya, pengalaman seperti itu mengajarkan bahwa gangguan terhadap stabilitas negeri merupakan ancaman. Bilamana terjadi keadaan peperangan maka seluruh harta benda pribadi tidak mustahil akan masuk otoritas kerajaan, mau tidak mau dia tidak punya pilihan.

Terlebih lagi jika kalah perang, kerajaan hancur, kekuasaan kerajaan jatuh tak berdaya, keadaan ekomoni dan stabilitas social kacau balau. Dan selalu ada saja yang dengan sombong,  mengatakan demi rakyat lantas menghalalkan segala cara.

Sementara itu, penguasa baru belum tentu mampu bertindak adil dan bijaksana. Peperangan merupakan gerakan revolusi bersenjata, demikian juga reformasi dengan gerakan politiknya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menjatuhkan pemerintah yang ada sekaligus membentuk pemerintahan baru. Namun tidak pernah bisa memberi jaminan tercapainya tujuan kehidupan bernegara yaitu kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyatnya.

Iya iyalah masa iya donk….. saya percaya anda telah mengatakan yang sebenarnya tentang riwayat kapal ini.

Tapi Amang Ical masih berfikir tentang issue yang pernah diperolehnya. Infonya, Mahapatih Negeri Candi Laras akan menghadiahkan kapal Prabayaksa ini kepada Patih Pambalah Butung jika sukses dalam ekspidisi ke tanah Jawi. Jika misinya sukses meminta dan membawa Pangerah Tebupait, putera Maharaja Mayapait untuk dinikahkan dengan Puteri Laras Tunjung Sari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun