Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Tak Perlu Khawatir Menempatkan Prabowo sebagai Menhan!

28 Oktober 2019   19:58 Diperbarui: 28 Oktober 2019   20:33 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mendapat ucapan selamat dari Presiden RI, Joko Widodo saat pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Masuknya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan.

Bagaimana mungkin Jokowi begitu mudahnya menempatkan orang yang selama dua kali pemilihan Presiden, menjadi "musuh" atau rivalnya dalam politik.

Orang tentu juga akan mengira, bahwa semua itu sudah didesain sedemikian rupa oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri, dimana Jokowi hanya sebagai kader PDIP yang 'mau tidak mau' wajib menjalankan amanah, atau kalau mau dikatakan sebagai 'strategi' politik PDIP.

Bagaimanapun kita tak bisa melupakan antara Mega dan Prabowo sudah memiliki keakraban politik sejak lama, karena Mega dan Prabowo pernah berpasangan dalam Pilpres 2009. Bahkan, kembalinya Prabowo ke Tanah Air setelah sekian lama berada di luar negeri, tak bisa dilepaskan dari pengaruh suami Megawati, almarhum Taufik Kiemas.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.(ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) didampingi Puan Maharani (kiri) dan Prananda Prabowo (kanan) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.(ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)
Seorang Peneliti Senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, mengkhawatirkan posisi Jokowi yang akan dengan mudahnya digantikan oleh Prabowo. Alasannya cukup logis, karena sesuai dengan pasal 8 Ayat 3 UUD 1945, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, maka pelaksanaan tugas Kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan secara bersama-sama.

Namun, jika mencermati alasan Jokowi memilih Prabowo, memang terdengar agak klasik, Jokowi tanpa sedikitpun terpengaruh posisi Prabowo sebagai Menhan, yang menurut UUD bisa menggantikan posisinya.

Seperti dilansir di laman Kompas.com (24/10/2019), alasan Jokowi  memilih rivalnya di pilpres 2014 dan 2019, Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan, karena dirinya ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong, mengingat di Indonesia tidak mengenal yang namanya oposisi, seperti yang ada di negara lain.

Apa pun kekhawatiran yang ada, sepertinya tak perlu dirisaukan. Masyarakat kita sudah begitu cerdas dalam melihat wajah politik di negeri ini.

Seperti kata Jokowi di atas, Indonesia ini memang tak mengenal 'oposisi', seperti halnya di luar. Dan, membangun Indonesia yang besar ini, memang tak bisa jika hanya dilakukan Jokowi sendiri, tentu saja diperlukan sosok lain, termasuk Prabowo yang selama ini cukup berseberangan. Tak bisa dipungkiri, karena yang dilakukan Pemerintah adalah untuk semua lapisan masyarakat, apapun pilihan politiknya.

Jika Anda masih mengkhawatirkan keberadaan Prabowo di Pemerintahan, pastinya Anda mengenal siapa itu Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Jenderal Luhut Binsar ini adalah orang kepercayaan Jokowi, yang sudah dikenal Jokowi sebelum Jokowi seperti saat ini.  Di Kabinet Jilid II ini, LBP kembali dipercaya Jokowi sebagai pembantunya, dan kali ini LBP dipercaya menempati posisi sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi.

Semua orang mengetahui, LBP pernah menjadi atasan Prabowo di Kemiliteran, dan hingga saat ini Prabowo masih menghormatinya. Selain LBP, ada nama Fachrul Razi yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Agama. Fachrul Razi dan LBP merupakan purnawirawan TNI yang selama ini dikenal sebagai pendukung Jokowi dalam Tim Bravo 5. Dan, kedua purnawirawan TNI itu sama-sama senior Prabowo, dan Prabowo pun tentu masih menghormatinya. 

Yang lebih penting, Prabowo Subianto bukanlah orang bodoh. Jikalau keberadaannya di Kabinet hanya untuk menjatuhkan Jokowi, hal itu sama artinya dengan mencoreng merah putih yang ada di dalam dadanya sendiri.

Seperti yang dikatakan Prabowo dalam acara serah terima jabatan dari mantan Menhan Ryamizard Ryacudu, "Tugas yang diberikan Presiden ke saya adalah untuk ikut membantu, memperkuat TNI. Supaya kita bisa semuanya menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI," 

Sekaranglah saatnya bagi Prabowo Subianto untuk menunjukkan pengabdiannya bagi bangsa dan negara melalui kemampuan yang dikuasainya agar tak sejengkal pun Tanah Air ini dikuasai bangsa asing. 

Tugas yang diberikan Jokowi kepada Prabowo pun bisa menjadi bukti bahwa selama lima tahun ini, tak sejengkal pun Jokowi merelakan Tanah Airnya dikuasai Asing.

Salam dan terima kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun