Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Hijrah yang Terkadang Sering Kita Lupakan!

3 September 2019   10:05 Diperbarui: 3 September 2019   10:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Bulan/sumber: Republika.co.id dan diolah grafis Sukarja

Apa makna Tahun Baru Hijriah bagi Umat Islam di Indonesia? Sudah barang tentu, maknanya tidak sekadar perubahan tahun baru dalam artian pergantian fisik kalender yang ada di setiap rumah,  kalender tahun 1440 H diubah menjadi  kalender tahun 1441 H.

Dari pemaknaan kata hijriah itu sendiri, kita semua sudah bisa menyimpulkan  bahwa hijrah yang dimaksud sebagai perpindahan, baik  secara lahiriah maupun batiniah. Setidaknya, hal itu kita ketahui jika kita menelusuri asal-muasal lahirnya tahun Baru Hijriah bagi umat muslim di seluruh dunia.

Lahirnya penanggalan hijriah memang tak bisa dipisahkan dengan sejarah hijrahnya pasukan muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, berpindah dari kota Mekkah ke kota Madinah pada 16 Juli tahun 622 Masehi.

Penanggalan hijriah itu baru mulai diperkenalkan di masa pemerintahan kedua Sahabat Nabi, yaitu masa Khalifah Umar bin Khattab atau 16 tahun setelah hijrahnya Nabi ke Madinah. Jadi, awal tahun keluarnya keputusan itu (638 Masehi), langsung ditetapkan sebagai tahun 17 Hijriah.

Tentu saja, ada hal yang melatarbelakangi masa hijrahnya Nabi ke Madinah itu dijadikan sebagai awal penanggalan Islam. Ada berbagai alasan atau usul di masa itu, dan usul dari Ali bin bi Thalib yang disepakati.

Ilustrasi Foto Hijrah/TribunNews.com
Ilustrasi Foto Hijrah/TribunNews.com
Sedikitnya, ada tiga alasan yang diutarakan Ali bin Abi Thalib, sehingga umat Islam menggunakan momen hijrahnya Nabi ke Madinah itu sebagai awal penanggalan Islam. 

Pertama, alasannya karena di dalam ayat suci Al Quran, terdapat banyak penghargaan Allah SWT bagi orang yang berhijrah. Kedua, masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri, baru bisa diwujudkan setelah hijrahnya Nabi beserta pasukan muslim  ke Madinah.

Dan yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya menurut Ali bin Abi Thalib, peristiwa hijrah ini bisa dijadikan renungan bagi umat muslim, yaitu umat Islam sepanjang zaman ini, diharapkan selalu memiliki semangat hijrah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada suatu keadaan, dan hendaknya berhijrah pada kondisi yang lebih baik.

Lantas, semangat seperti apa yang mestinya diambil umat Muslim di Indonesia untuk bisa memaknai tahun baru Hijriah ini? Kit bis mengaitkannya dengan banyak hal yang terjadi.

Pertama, kontestasi Pilpres 2019 telah usai, dan menghasilkan pemimpin baru untuk lima tahun kedepan. Momen tahun baru hijriah inilah yang bisa dijadikan awal bagi kita semua untuk kembali guyub, menyatukan sikap bersama menghadapi tantangan ke depan yang pastinya tidak lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya. 

Hilangkan segala pertentangan karena berbeda pilihan. Bagaimanapun, bersatu akan lebih baik untuk menjadikan Indonesia lebih maju lagi.

Kedua, momen perpindahan ibu kota yang digagas Presiden Jokowi, jangan dianggap sebagai ambisi Jokowi samata. Upaya perpindahan ibu kota itu merupakan upaya panjang yang tujuannya untuk Indonesia yang lebih maju. 

Kemajuan yang selama ini dinikmati di Pulau Jawa, alangkah indahnya apabila juga bisa dirasakan saudara-saudara kita di luar Jawa, karena memang pembangunan kita ini orientasinya bukan lagi Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris.

Dan, jika kita kembali mengingat apa kata Ali bin bin Thalib bahwa peristiwa hijrah umat Islam ke Madinah  1441 tahun lalu itu, bisa dijadikan sebagai renungan bagi umat muslim di Indonesia, diharapkan selalu memiliki semangat hijrah, yaitu semangat yang tidak terpaku pada suatu keadaan, dan hendaknya kita selalu berupaya untuk menjadi lebih baik dan lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya. 

Jika semangat hijrahnya Nabi Muhammad SAW itu diikuti oleh umat muslim di Indonesia, yang jumlahnya terbesar di dunia ini, dampaknya bukan hanya untuk Indonesia semata, melainkan juga untuk dunia.

Oleh karena itu, semangat hijrah yang terjadi 1441 tahun lalu itu, jangan hanya diingat ketika kita memasuki tahun baru hijriah, tetapi semangat perubahan ke arah lebih baik itu semestinya terus terpatri di dalam diri yang ingin lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Tetap semangat dan terima kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun