Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Sampai Machiavelli Merusak Kota Solo!

17 Januari 2019   16:49 Diperbarui: 17 Januari 2019   16:52 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/1/2019).(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Tahukah Anda, kota Solo atau Surakarta termasuk dalam 1 dari 7 kota yang dilabeli sebagai kota ternyaman dan paling layak huni di Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia di 19 provinsi dan 26 kota yang berada di Indonesia sepanjang 2017.

Penilaian ini dilakukan dari beberapa aspek, antara lain keamanan, keselamatan, kebersihan, dan transportasi kota. Selain Solo, enam kota lainnya, di antaranya Palembang, Balikpapan, Denpasar, Semarang, Tangerang Selatan dan Banjarmasin.

Menjelang Pilpres 2019, kota Solo menjadi kota yang banyak diperbincangkan di mana-mana. Dianggap penting bukan karena di kota Solo Presiden Joko Widodo (Jokowi) berasal, melainkan karena kota ini dipilih sebagai markas  atau Posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi

Dengan nada nyeleneh Ketua BPN Prabowo-Sandi, Jenderal (Purn) Djoko Santoso mengungkapkan alasan dipilihnya Solo sebagai tempat pendirian Posko BPN Prabowo-Sandi.

"Saya memilih Kota Solo karena ingin menengok kampung halaman," ungkap Djoko Santoso.

Selain Djoko Santoso, Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais juga dilahirkan di Solo. Namun, bukan karena tempat kelahiran Djoko Santoso atau pun Amien Rais yang jadi alasan BPN mendirikan poskonya di Solo. 

Pemilihan kota Solo oleh BPN Prabowo-Sandi memang begitu mengejutkan. Dalam pikiran banyak orang, begitu nekad mendirikan  posko pemenangan di kandang lawan. Apalagi Jawa Tengah yang sudah dikenal sejak lama sebagai kandang Banteng, atau wilayah yang dikuasai pendukung PDI Perjuangan.

Ataukah upaya ini sebagai upaya membenturkan antarpendukung yang ada di kota Solo. Hal ini bisa dianggap sebagai tindakan provokatif, apalagi jika sengaja memilih lokasi yang berdekatan dengan kediaman Jokowi di Solo.

Bahkan, secara terang-terangan, salah satu posko Prabowo-Sandi didirikan secara bersebelahan dengan warung Markobar milik putra Jokowi, Gibran Rakabuming.

Sepertinya, semua ini tak bisa dibantah lagi. Apa yang dicurigai selama ini adalah benar bahwa kubu Prabowo-Sandi cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. 

Apa yang dilakukan Prabowo-Sandi dengan menempatkan poskonya di Solo dianggap sebagai bagian dari psywar atau perang urat syaraf, apalagi Posko BPN yang jaraknya tak lebih dari 500 meter dari kediaman Jokowi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun