Mohon tunggu...
Syaira Najlalivia
Syaira Najlalivia Mohon Tunggu... Mahasiswa UPI Bandung

Aku menulis untuk mendengar suara-suara yang tak terdengar. Seorang Mahasiswa yang gemar menuangkan rasa dan logika lewat opini, puisi, dan cerita pendek. Menemukan makna di antara sunyi, dan pertanyaan di balik kemajuan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Perokok Sehat" dan Bias Ketahanan Hidup: Memahami Korelasi Lewat Survivorship Bias

27 Mei 2025   15:07 Diperbarui: 28 Mei 2025   05:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Faktor Genetik 

  • Studi dari University of Nottingham menunjukkan bahwa beberapa orang memiliki varian genetik yang melindungi paru-paru dari kerusakan akibat asap rokok.
  • Penelitian di Albert Einstein College of Medicine menemukan bahwa sebagian kecil perokok memiliki mekanisme tubuh yang membatasi mutasi genetik, sehingga mengurangi risiko kanker paru-paru.

2. Faktor Anatomi

Studi NIH (National Institutes of Health) mengungkapkan bahwa sebagian perokok berat tidak mengalami PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) karena memiliki saluran napas yang secara anatomi lebih besar dari rata-rata, sehingga kerusakan paru-paru tidak secepat perokok lain. 

Namun, para ahli sepakat bahwa mereka ini yang memiliki genetik dan anatomi yang berbeda dari kebanyakan orang sangat minoritas  hanya sebagian kecil dari total populasi perokok.

Mayoritas Perokok Justru Sakit dan Meninggal Lebih Dini

Mayoritas perokok justru mengalami gangguan kesehatan serius dan meninggal lebih dini akibat kebiasaannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar 50% perokok aktif akan meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan konsumsi tembakau jika mereka tidak berhenti merokok.

Fakta ini menunjukkan bahwa kemungkinan seorang perokok menderita penyakit berat seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) jauh lebih besar dibandingkan kemungkinan tetap sehat. Dengan kata lain, perokok yang tampak sehat hingga usia lanjut hanyalah pengecualian atau outlier statistik, bukan representasi umum dari populasi perokok secara keseluruhan. Mengambil contoh mereka sebagai pembenaran untuk merokok adalah bentuk kekeliruan berpikir yang bisa menyesatkan orang lain dalam membuat keputusan kesehatan.

Dukungan dari beberapa Jurnal Ilmiah

Beberapa jurnal nasional yang terindeks SINTA 2 mendukung data ini:

  • Jurnal Ilmiah Wijaya: menunjukkan hubungan antara rendahnya pengetahuan kesehatan dengan tingginya kecenderungan merokok.
  • Jurnal Kesehatan Siliwangi: mengaitkan langsung rokok dengan kanker, gangguan jantung, dan infeksi pernapasan.
  • Jurnal Pengabdian Komunitas: merokok bertanggung jawab atas 1 dari 10 kematian orang dewasa, dan bisa mencapai 10 juta kematian global tiap tahun jika tidak dikendalikan.

Penutup: Jangan Tertipu oleh "Perokok Sehat"

Mereka yang tetap sehat walau merokok ada, tapi jumlahnya sangat kecil dan terjadi karena faktor genetika atau anatomi langka. Mayoritas perokok justru sakit atau meninggal dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun