Mohon tunggu...
Syaira Najlalivia
Syaira Najlalivia Mohon Tunggu... Mahasiswa UPI Bandung

Aku menulis untuk mendengar suara-suara yang tak terdengar. Seorang Mahasiswa yang gemar menuangkan rasa dan logika lewat opini, puisi, dan cerita pendek. Menemukan makna di antara sunyi, dan pertanyaan di balik kemajuan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Perokok Sehat" dan Bias Ketahanan Hidup: Memahami Korelasi Lewat Survivorship Bias

27 Mei 2025   15:07 Diperbarui: 28 Mei 2025   05:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di banyak obrolan santai atau media sosial, kita sering mendengar ungkapan seperti:

"Kakek saya merokok sejak muda, tapi tetap sehat sampai usia 90 tahun."

Kalimat seperti ini sering dijadikan dalih bahwa merokok tidak terlalu berbahaya. Namun, cara berpikir ini mengandung kekeliruan logika yang dikenal sebagai survivorship bias atau bias ketahanan hidup. Untuk memahami kesalahan ini, mari kita lihat data nyata dan penjelasan ilmiahnya.

Apa Itu Survivorship Bias?

Survivorship bias adalah kesalahan berpikir saat kita hanya melihat mereka yang "selamat" atau berhasil, dan mengabaikan mereka yang gagal, jatuh, atau tidak tampak karena telah tersisih.

Contoh klasiknya berasal dari Perang Dunia II: ketika militer ingin memperkuat bagian pesawat yang kembali dari misi karena penuh lubang peluru, ahli statistik Abraham Wald justru menyarankan memperkuat bagian yang tidak bolong. Mengapa? Karena pesawat yang tertembak di area itu tidak kembali  artinya tidak terlihat.

Begitu juga dalam kasus perokok. Kita hanya melihat sedikit perokok yang tetap sehat dan hidup lama, tapi tidak melihat jutaan yang menderita atau meninggal lebih awal akibat rokok.

Kondisi Nyata: Data dan Fakta Jumlah Perokok yang Sakit

  • Menurut Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2021, 34,5% orang dewasa atau sekitar 70,2 juta orang di Indonesia adalah pengguna tembakau.
  • Anak muda usia 10--18 tahun juga mulai menjadi target industri rokok, dengan 7,4% dari mereka telah menjadi perokok aktif.
  • Kementerian Kesehatan RI mencatat bahwa 225.700 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit terkait tembakau seperti kanker paru, jantung, dan stroke.

Artinya, ratusan ribu perokok mengalami sakit parah atau kematian dini setiap tahun jauh lebih banyak daripada segelintir orang yang tetap sehat.

Mengapa Ada Perokok yang Tetap Sehat?

Ada beberapa alasan ilmiah mengapa sebagian kecil perokok bisa tampak sehat, di antaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun