"374 Warga Terinfeksi HIV di Kabupaten Tangerang Didominasi Perilaku Seks Menyimpang." Ini judul berita di metrotvnews.com (19/9/2025).
Ini realitas terkait pemahaman wartawan dan redaktur, dalam hal ini di MetroTV, tentang HIV/AIDS yang ada di 'titik nadir.' Â
Secara empiris risiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) bukan karena sifat hubungan seksual, dalam berita disebut 'perilaku seks menyimpang,' tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual, di dalam atau di luar nikah, yaitu: salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom selama hubungan seksual berlangsung. Ini fakta!
Kalau sepasang anak manusia: Laki-laki lakukan 'perilaku seks menyimpang' yaitu hubungan seksual penetrasi (anal) dengan lelaki biarpun tidak memakai kondom tidak ada risiko tertular HIV/AIDS jika keduanya HIV-negatif atau tidak mengidap HIV/AIDS. Ini juga fakta!
Maka pernyataan pada lead berita ini: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang (Banten-Pen.) mencatat terdapat 374 warga terinfeksi virus HIV/AIDS. Penyebab utama berasal dari perilaku seks menyimpang ....
Pertama, angka kasus yang dilaporkan tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).
Kedua, pernyataan 'penyebab utama berasal dari 'perilaku seks menyimpang' menyesatkan karena mereka tertular HIV/AIDS bukan karena 'perilaku seks menyimpang,' tapi salah satu atau kedunya mengidap HIV/AIDS dan yang menganal tidak memakai kondom. Ini fakta!
Ketiga, dalam banyak kasus HIV/AIDS yang disebut pada LSL, ternyata ada yang mempunyai pasangan lawan jenis yaitu perempuan sebagai istri. Itu artinya mereka bukan LSL dengan homoseksual sebagai orientasi seksual.