Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eid Mubarak 83: Transportasi dan Pariwisata Pasca Lebaran

25 April 2024   07:10 Diperbarui: 25 April 2024   07:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Efek perjalanan selama periode Lebaran dan pasca-Lebaran memiliki dampak yang signifikan pada sektor pariwisata dan transportasi. Perayaan Lebaran merupakan momen di mana banyak orang merayakan bersama keluarga dan kerabat mereka, yang sering kali menyebabkan lonjakan perjalanan yang besar. Namun, setelah Lebaran berakhir, pola perjalanan cenderung mengalami perubahan, meskipun masih mungkin terjadi lonjakan perjalanan tertentu. Berikut adalah beberapa efek dari perjalanan selama periode Lebaran dan pasca-Lebaran terhadap sektor pariwisata dan transportasi:

  1. Lonjakan Perjalanan selama Lebaran: Selama periode menjelang Lebaran, terjadi lonjakan perjalanan yang signifikan karena fenomena mudik dan liburan. Jutaan orang bergerak dari kota tempat tinggal mereka menuju kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga. Hal ini mengakibatkan peningkatan besar dalam aktivitas perjalanan, baik dengan transportasi darat, udara, maupun laut. Sebagai respons terhadap lonjakan ini, industri transportasi meningkatkan kapasitas dan frekuensi layanan untuk mengakomodasi kebutuhan perjalanan yang tinggi.

Lonjakan perjalanan selama periode Lebaran adalah fenomena yang menjadi ciri khas setiap tahun di Indonesia. Perayaan Lebaran merupakan momen penting dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia di mana jutaan orang memutuskan untuk melakukan perjalanan, baik untuk merayakan bersama keluarga di kampung halaman atau untuk berlibur. Lonjakan perjalanan selama Lebaran memiliki beberapa karakteristik yang khas:

Mudik Massal: Salah satu aspek yang paling mencolok dari lonjakan perjalanan selama Lebaran adalah fenomena mudik massal. Mudik merujuk pada perjalanan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama keluarga. Jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota tempat tinggal mereka dan melakukan perjalanan jauh menuju kampung halaman, baik dengan menggunakan kendaraan pribadi, transportasi umum, atau bahkan dengan berjalan kaki.

Peningkatan Volume Transportasi: Lonjakan perjalanan selama Lebaran juga ditandai dengan peningkatan volume transportasi yang luar biasa. Terminal, stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan laut menjadi padat oleh penumpang yang melakukan perjalanan. Transportasi darat, udara, dan laut mengalami peningkatan kapasitas dan frekuensi layanan untuk mengakomodasi lonjakan permintaan yang tinggi selama periode ini.

Tingkat Kepadatan Lalu Lintas: Lonjakan perjalanan selama Lebaran juga menyebabkan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi di jalan raya, terutama di jalur-jalur utama yang menghubungkan antara kota-kota besar dan kampung halaman di berbagai wilayah. Kemacetan lalu lintas seringkali terjadi, terutama di ruas jalan yang padat lalu lintas, dan dapat menyebabkan keterlambatan perjalanan yang signifikan bagi para pelancong.

Penyediaan Fasilitas Tambahan: Pemerintah dan operator transportasi biasanya mempersiapkan diri dengan menyediakan fasilitas tambahan untuk mengakomodasi lonjakan perjalanan selama Lebaran. Ini bisa termasuk penambahan layanan transportasi, peningkatan kapasitas terminal dan stasiun, serta pengaturan lalu lintas khusus untuk mengurangi kemacetan.

Peningkatan Aktivitas Ekonomi Lokal: Lonjakan perjalanan selama Lebaran juga memberikan dampak positif pada aktivitas ekonomi lokal di kampung halaman. Para pelancong yang pulang membawa pengeluaran tambahan untuk mempersiapkan perayaan Lebaran, membeli oleh-oleh, serta menggunakan berbagai layanan dan fasilitas lokal selama kunjungan mereka.

Dengan demikian, lonjakan perjalanan selama Lebaran bukan hanya sekadar peristiwa pergerakan massal, tetapi juga mencerminkan aspek budaya, sosial, dan ekonomi yang penting bagi masyarakat Indonesia. Meskipun seringkali disertai dengan tantangan dan kesibukan, lonjakan perjalanan ini juga membawa kegembiraan dan kebersamaan bagi banyak orang yang merayakan Lebaran bersama keluarga dan kerabat mereka.

  1. Penurunan Aktivitas Perjalanan pasca-Lebaran: Setelah periode Lebaran berakhir, terjadi penurunan dalam aktivitas perjalanan karena banyak orang kembali ke rutinitas sehari-hari mereka. Orang-orang kembali ke kota tempat tinggal mereka atau kembali bekerja setelah liburan Lebaran. Penurunan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah Lebaran saat masyarakat mulai kembali ke kehidupan normal mereka dan aktivitas perjalanan menjadi lebih stabil.

Penurunan aktivitas perjalanan pasca-Lebaran merupakan fenomena yang wajar setelah momen perayaan selesai. Setelah Lebaran berakhir, banyak orang kembali ke rutinitas sehari-hari mereka, yang mengakibatkan berkurangnya kebutuhan untuk melakukan perjalanan jauh atau liburan. Fenomena ini memiliki beberapa ciri khas yang mencerminkan adanya penurunan dalam aktivitas perjalanan:

Kembali ke Rutinitas Sehari-hari: Pasca-Lebaran, masyarakat kembali fokus pada aktivitas dan tanggung jawab sehari-hari mereka, seperti bekerja, sekolah, dan rutinitas lainnya. Kebutuhan untuk melakukan perjalanan jauh atau liburan menjadi lebih rendah karena prioritas bergeser dari perayaan dan rekreasi kembali ke kewajiban dan tanggung jawab yang biasa.

Penurunan Permintaan Transportasi: Setelah Lebaran, permintaan terhadap layanan transportasi, baik darat, udara, maupun laut, cenderung menurun. Bandara, terminal, dan stasiun kereta api yang sebelumnya padat oleh penumpang selama periode Lebaran kembali ke tingkat normal atau bahkan di bawahnya. Operator transportasi juga mengalami penurunan permintaan untuk layanan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun