Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu...

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hilangnya Transportasi Kereta Api Temanggung ke Jakarta

11 Maret 2014   22:00 Diperbarui: 4 April 2017   17:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman yang serba sulit saat ini untuk penggunaan alat transportasi jarak jauh melalui darat ternyata lebih murah biayanya dengan mengunakan jasa transportasi kereta api. Ini terbutkti dengan semakin banyaknya masyarakat menyukai transportasi kereta api. Selain murah, kereta api bebas hambatan dari macet, kecuali dalam hal tertentu. Akan tetapi jasa transportasi kereta api tetap masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Sementara itu bagi masyarakat Temanggung sendiri untuk bias kembali menikmati jasa transportasi kereta api saat ini hanya tinggal kenangan. Pasalnya jasa transportasi kereta api di Temanggung sudah lama tidak diaktifkan, artinya sudah ditiadakan.

Padahal saat masyarakat Temanggung sangat mengharapkan kembali adanya jalur jasa transportasi kereta api menuju dari Temanggung, Yogyakarta, Semarang maupun dari Temanggung menuju Jakarta. Mengingat biaya transportasi dalarat lainnya menuju ke kota-kota tersebut biayanya sangat mahal dan mencekit kantong masyarakat yang tidak mampu pada umumnya di Temanggung.

Dulu di Kabupaten Temanggung pernah ada jalur kereta api menuju Magelang, Yogyakarta, bahkan jalur kereta api yang ada masa lalu juga melayani jalur Temanggung ke Jakarta, tapi saat ini sudah menghilang tidak ada lagi.

Berbicara soal keberadaan kereta api di Kabupaten Temanggung sepertinya sangat menarik, pasalnya saat ini kebutuhan kereta api di Kabupaten Temanggung sangat mendesat dan banyak dibutuhkan oleh masyarakat Temanggung sendiri.

Sejarahnya jalur transportasi kereta api di Temanggung berawal pada tahun sesudah di bangunnya jalur kereta api antara Semarang dan Tanggung di Grobogan, maka berturut-turut di bangunlah pula jalur-jalur kereta api yang baru diberbagai kota di tanah Jawa. Termasuk pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Magelang dengan kota-kota sekitarnya. Misalnya jalur Magelang - Secang yang beroperasi pada tanggal 15 Mei 1903, jalur Secang - Temanggung beroperasi 3 Januari 1907, jalur Secang - Ambarawa beroperasi 1 Februari 1905 dan jalur Temanggung - Parakan beroperasi 1 Juli 1907.

Keberadaa jalur kereta api di Temanggung ternyata sejarahnya dari tidak terlepasnya proses pembangunan jalur kereta api antara Ambarawa-Secang, Magelang-Secang dan Secang-Temanggung-Parakan, tentunya tidak bisa melupakan jasa seorang aannemer/pemborong bernama Ho Tjong An. Ho Tjong An sendiri terlahir di Tungkwan, Canton Cina pada tahun 1841.



Ho Tjong An sebagai seorang insinyur yang tentunya sudah mempunyai pemikiran modern waktu itu, insinyur yang lahir di Tungkwan, Canton pada tahun 1841 tersebut tetap menggaji kuli lokal, serta menghargai kepercayaan lokal dimana pada waktu itu, masyarakat pribumi masih banyak yang percaya terhadap batu. pohon, makam, dan kawasan yang dikeramatkan. Maka dari itu, sengaja membelokkan beberapa jalur kereta api tersebut karena jika tidak dilaksanakan, kuli tidak akan mau untuk mengerjakan. Belokan belokan ini terjadi di Payaman – Secang, dan daerah perbatasan Magelang – Temanggung di barat Secang sampai di Kota Temanggung.

Sejarah selanjutnya, di stasiun Secang merupakan stasiun paling strategis di seputar Magelang dan Temanggung. Hal ini karena posisinya yang berada di 3 jalur, yaitu antara Magelang, Temanggung - Parakan dan Ambaraw.. Karena begitu strategisnya maka Stasiun Secang lebih luas dan memiliki jalur perlintasan lebih banyak, apalagi jenis loko yang melayani jurusan ke Ambarawa juga beda dikarenakan memakai rel bergerigi untuk melewati tanjakan di wilayah pegunungan.

Dan antara Stasiun Secang menuju Temanggung melewati stasiun kecil yaitu Stasiun Kranggan. Stasiun Kranggan juga berfungsi mengangkut hasil bumi masyarakat sekitar. Di stasiun ini juga pernah menjadi saksi tergulingnya gerbong kereta yang terlepas dari lokonya. Peristiwa ini membawa korban yang sangat banyak.

Sementara itu di jalur kereta pai antara Stasiun Temanggung - Parakan terdapat Stasiun Kedu yang berada di sisi jalan raya. Di wilayah Dusun Watukarung Desa Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung, terdapat jalur kereta api yang melintang di atas jalan raya, mirip dengan Plengkung yang ada di Kota Magelang.

Antara jalur kereta api ini dari Stasiun Kedu sampai dengan Parakan rutenya di buat memutar. Hal ini dikarenakan jalan yang sedikit menanjak. Sedangkan Stasiun Parakan gaya arsitektur bangunan pun sangat istimewa.

Bisa dikatakan persis dengan Stasiun Temanggung. Stasiun Parakan merupakan stasiun awal dan akhir bagi kereta api yang melayani jalur ini, sehingga di Stasiun Parakan ini ada alat pemutar loko. Stasiun Parakan berperan penting dalam pengangkutan tembakau dan hasil bumi yang lain dari masyarakat Temanggung.

Kini zaman telah berubah, dan berubah pula kondisi sejarah perkeretaan api di Temanggung. Di zaman era kepemimpinan presiden Soehato terjadilah perubahan besar-besaran, yaitu adanya pembangunan berbagai jenis industri didirikan, termasuk pabrik otomotif.



Selain itu dilakukannya pembenahan intrastuktur jalan raya dilakukan dengan cara pelebaran dan penghalusan dengan aspal. Demikian juga dengan jalan - jalan raya yang menghubungkan Magelang dengan kota-kota sekitar seperti Yogyakarta, Temanggung, Parakan dan Ambarawa.

Sebenarnya pembuatan jalur kereta api ini adalah yang berbentuk Eksploitasi Kolonial Abad 11 dimana Belanda ingin memudahkan pengiriman hasil bumi dan salah satunya adalah membuat line kereta api, dan juga pembuatan jalan - jalan yang menghubungkan daerah-daerah penghasil hasil bumi seperti Muntung, Kaloran, dan Parakan diperbaiki pada 1870. Pada tahun ini jalan-jalan yang sebelumnya hanya bisa dilewati kuda, kemudian, diperlebar dan di perkeras dengan batu dan kerikil selebar 2 meter. Sedangkan jalan Pos–jalan patroli militer Belanda–seperti di Pingit yang menghubungkan Ambarawa dan Magelang di perlebar menjadi 6 meter.

Sekarang jalur Kereta api Parakan - Temangung sudah tidak ada lagi dan sudah tidak tersisa, yang yang masih menjadi saksi bisu adanya bangunan Stasiun dan jembatan. Sedang bekas-bekas jalur rel kereta api Parakan – Temanggung saat ini justru telah berubah menjadi perkampungan, salah satunya berada di Kecamatan Kedu.

Lalu kapankah perkeretaan api di Kabupaten Temanggung hadir kembali?. Padahal saat ini banyak masyarakat Temanggung mengharapkan diaktifkannya kembali jasa transportasi kereta api di Temanggung itu sendiri. Mengingat biaya transportasi darat lainnya seperti angkutan umum maupun bus antar kota dan provinsi sangat mahal biayanya.

*****

Ditulis oleh : Syaifud Adidharta - (Syaifud Adidharta - Edisi 2)

Artikel dikaji dari berbagai sumber media terkait dan informasi dari masyarakat Temanggung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun