Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea dan Istilah "Sudah Jatuh Tertimpa Tangga"

9 Juni 2019   16:00 Diperbarui: 9 Juni 2019   18:38 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mampukah Pulisic menggantikan peran Hazard yang sudah kepalang tahun menjelma tulang punggung? Tentu hal ini masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Karena Liga Inggris memang dikenal sebagai ranah yang kurang ramah bagi pemain-pemain yang baru menyicipinya. Pulisic diperkirakan bakal memakai nomor 10 yang ditinggalkan oleh Hazard. Bisa menutupi celah yang ditinggalkan olehnya atau tidak, patut kita tunggu.

Maurizio Sarri Menuju Juventus

Harmonisasi di balik kepulan asap rokok Maurizio Sarri sepertinya sudah terjalin semakin rapi. Pria kelahiran Naples juga perlahan semakin memahami kultur sepak bola Inggris. Bersama Chelsea ia rengkuh piala pertamanya beberapa pekan lalu di Baku. Isu pemecatan memang sempat terdengar usai rangkaian hasil yang hambar dialami timnya. Namun sekarang, sepertinya ia telah berhasil mencuri sedikit hati petinggi dan penggemar klub untuk belajar lebih bersabar dan menerima filosopi sarriball serta keberadaannya.

Tidak ada yang instan. Semua butuh proses. Ia pun pernah berkata bahwa ia ingin memiliki waktu yang lebih lama di klub ibu kota. Namun bak gayung tak bersambut, pekan-pekan yang berat membuat namanya sempat terpampang di beberapa banner dan media sosial dalam tagar bertajuk #SarriOut. Kini, yang membencinya mungkin mulai menyesal. Bagaimana tidak, setelah  berhasil membawa Chelsea keluar sebagai kampiun kasta tertinggi kedua Eropa, serta bertengger pada podium ketiga di liga, pelatih yang tidak menyukai pakaian formal itu malah dikabarkan bakal kembali ke Italia dengan Juventus sebagai tujuan utamanya.

Sarri pun tidak menutup kemungkinan untuk pindah, mengingat keberadaannya yang seolah tidak terlalu disambut dengan hangat.

"Jika Chelsea membiarkan saya pergi, saya tidak bisa memberi tahu Anda [media] hal lain, sekarang juga," jelasnya seperti yang dilansir oleh Football Italia (09/06/19).

Chelsea memang dikenal sebagai klub yang sering gonta-ganti pelatih. Namun seringnya, mereka memberhentikan, bukan ditinggalkan sebagaimana yang sepertinya bakal terjadi beberapa hari atau pekan ke depan. The Blues di tangan Sarri terbilang masih stabil meskipun pada dasarnya mereka melewati adaptasi yang cukup panjang karena harus mengalami peralihan strategi dari yang semula terlalu mengandalkan pertahanan untuk kini menjadi lebih keluar menyerang.

Dari kasus ini, Chelsea barangkali harus lebih belajar bersabar, memahami dan menghargai. Jika pada akhirnya harus ditinggalkan Sarri, mungkin kita bisa menyebutnya sebagai karma. Namun mengingat mahirnya mereka dalam mengatasi perubahan di kursi kepelatihan, rasa-rasanya Chelsea tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sosok pengganti yang lebih atau setidaknya sepadan. Frank Lampard yang sudah mengecap pengalaman bersama Derby County jadi yang terdepan. Juga ada nama pelatih Ajax, Erik ten Hag dan Nuno Santos yang saat ini masih menukangi Wolverhampton.

Larangan Transfer Pemain

Kepergian Eden Hazard tentu menyisakan rasa kehilangan. Ia sudah menjadi bintang bagi Chelsea selama beberapa musim. Sebagai pengganti, Chelsea beruntung karena sudah menuntaskan transfer Pulisic pada musim lalu. Selain Pulisic, pemain dari akademi mereka, Hudson-Odoi juga digadang-gadang bakal menjadi kepingan yang dapat mengisi bagian kosong sepeninggal Hazard. Meski di sisi lain sebenarnya mereka juga masih memiliki pemain matang semacam Pedro dan Willian. Hanya saja, memang usia mereka sudah terbilang tua. Pedro sudah 31 tahun, sedang Willian juga bakal menginjak usia yang sama pada Agustus nanti.

Saya bahkan lebih mengkhawatirkan posisi penyerang di mana mereka hanya memiliki dua opsi: Olivier Giroud dan Gonzalo Higuain yang keduanya juga sama-sama sudah berkepala tiga. Malah, keduanya bisa dibilang berada pada masa kejayaan yang sudah habis. Selepas Diego Costa pergi Chelsea memang sudah tidak memiliki predator yang haus gol, yang memang benar-benar cocok dengan karakter mereka. Pembelian Alvaro Morata bahkan hanya berbuah kesia-siaan. Mentalnya mati ditekan media dan ekspektasi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun