Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea dan Istilah "Sudah Jatuh Tertimpa Tangga"

9 Juni 2019   16:00 Diperbarui: 9 Juni 2019   18:38 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah jatuh, tertimpa tangga". Kalimat ini sedikit mengingatkan saya pada ujian demi ujian yang diderita klub raksasa asal Inggris, Chelsea FC. Sejak jeda musim dingin Premier League beberapa bulan lalu, Chelsea memang sering diterpa kabar-kabar miring serta rentetan hasil yang kurang memuaskan, hingga terpaan cedera pada pemain-pemain mereka. Kendati pada akhirnya mereka  memang masih mampu membuktikan kelayakan sebagai sebuah klub yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Namun sepertinya musim ini akan sedikit banyak berbeda. Sebab cobaan yang lebih berat datang. Mulai dari hengkangnya mega bintang mereka, Eden Hazard, isu kepindahan Maurizio Sarri, hingga embargo transfer pemain yang membuat mereka tidak bisa membeli pemain baru untuk periode musim panas ini sampai musim dingin nanti.

Hal ini tentu menarik perhatian beberapa pengamat dan bahkan penggemar layarkaca semacam orang-orang awam seperti saya untuk mengintip bagaimana nasib The Blues pada musim depan.

Kepergian Eden Hazard 

Di balik suka cita usai berhasil membawa pulang tropi Liga Europa, dan bahkan ketika sudah memastikan satu tempat istimewa pada salah satu pot Liga Champions, pada akhirnya Chelsea tetap harus merelakan Hazard untuk berganti warna dan seragam dari biru ke putih. Kabar kepindahannya menuju Real Madrid memang sudah lama terendus di seantero Eropa. Bahkan sejak dua musim lalu ketika Chelsea masih dibesut Antonio Conte. Namun pemain asal Belgia itu selalu meredam berita-berita tersebut untuk mengantisipasi gejolak hati penggemar Chelsea.

Meskipun begitu, jauh-jauh hari ia sudah pernah memberi isyarat terkait impiannya untuk bermain bersama Real Madrid di bawah komando Zinadine Zidane. Hanya saja Zidane sempat mengundurkan diri musim lalu hingga akhirnya isu kepindahannya sempat ditelan oleh hasil minus Si Putih bersama Julen Lopetegui. Namun musim ini ia kembali menahkodai Madrid, membuat kebekuan tekad Hazard yang sempat mencair kembali mengeras. Hingga membuat laga final Liga Europa di mana ia mencetak dwigol ke gawang Arsenal, diresmikannya untuk menggenapi 352 penampilan bersama Chelsea.

Sumber: VIVA
Sumber: VIVA

Ia tahu betul saat yang tepat untuk pergi, setelah menyerahkan piala, ketika suasana perayaan gelar juara masih tersisa. Tentu ia tidak ingin bernasib seperti rekan senegaranya, Thibaut Courtois yang sepertinya telah meninggalkan kesan terburuk sebagai hadiah perpisahan. Courtois yang disebut penggemar Chelsea sebagai gambaran dari hewan melata karena pergi menyisakan sebaris luka di hati yang menganga.

Eden Hazard pergi dengan hormat, ia tahu para penggemar Chelsea akan selalu mencintainya dan ia yakin mereka memahami impiannya. Memang, selepas John Terry, Frank Lampard, dan Didier Drogba pergi, sepertinya hanya Hazard yang mampu menarik simpati begitu banyak hingga membuat True Blues --sebutan untuk penggemar Chelsea-  menyisipkan julukan "Garden of Eden" pada stadion kebanggaan, Stamford Bridge.

Sejatinya Chelsea adalah satu kesatuan klub yang kokoh. Yang secara bahu membahu selalu berusaha untuk menutupi lini perlini. Sehabis Terry ada Cahill, setamat Lampard ada Kante, seusai Drogba ada Costa. Yang datang menggantikan yang pergi, atau yang ada menggantikan yang tiada. Meskipun terkadang membutuhkan jeda yang cukup lama. Begitulah siklus yang selalu berputar dalam dunia sepak bola. Chelsea pun sudah mewanti-wanti hengkangnya Hazard. Pertengahan musim lalu mereka sudah secara resmi mendapatkan Bocah Ajaib dari Amerika, Christian Pulisic yang selama beberapa musim kebelakang menjadi primadona penggemar Dortmund di Signal Iduna.

Mampukah Pulisic menggantikan peran Hazard yang sudah kepalang tahun menjelma tulang punggung? Tentu hal ini masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Karena Liga Inggris memang dikenal sebagai ranah yang kurang ramah bagi pemain-pemain yang baru menyicipinya. Pulisic diperkirakan bakal memakai nomor 10 yang ditinggalkan oleh Hazard. Bisa menutupi celah yang ditinggalkan olehnya atau tidak, patut kita tunggu.

Maurizio Sarri Menuju Juventus

Harmonisasi di balik kepulan asap rokok Maurizio Sarri sepertinya sudah terjalin semakin rapi. Pria kelahiran Naples juga perlahan semakin memahami kultur sepak bola Inggris. Bersama Chelsea ia rengkuh piala pertamanya beberapa pekan lalu di Baku. Isu pemecatan memang sempat terdengar usai rangkaian hasil yang hambar dialami timnya. Namun sekarang, sepertinya ia telah berhasil mencuri sedikit hati petinggi dan penggemar klub untuk belajar lebih bersabar dan menerima filosopi sarriball serta keberadaannya.

Tidak ada yang instan. Semua butuh proses. Ia pun pernah berkata bahwa ia ingin memiliki waktu yang lebih lama di klub ibu kota. Namun bak gayung tak bersambut, pekan-pekan yang berat membuat namanya sempat terpampang di beberapa banner dan media sosial dalam tagar bertajuk #SarriOut. Kini, yang membencinya mungkin mulai menyesal. Bagaimana tidak, setelah  berhasil membawa Chelsea keluar sebagai kampiun kasta tertinggi kedua Eropa, serta bertengger pada podium ketiga di liga, pelatih yang tidak menyukai pakaian formal itu malah dikabarkan bakal kembali ke Italia dengan Juventus sebagai tujuan utamanya.

Sarri pun tidak menutup kemungkinan untuk pindah, mengingat keberadaannya yang seolah tidak terlalu disambut dengan hangat.

"Jika Chelsea membiarkan saya pergi, saya tidak bisa memberi tahu Anda [media] hal lain, sekarang juga," jelasnya seperti yang dilansir oleh Football Italia (09/06/19).

Chelsea memang dikenal sebagai klub yang sering gonta-ganti pelatih. Namun seringnya, mereka memberhentikan, bukan ditinggalkan sebagaimana yang sepertinya bakal terjadi beberapa hari atau pekan ke depan. The Blues di tangan Sarri terbilang masih stabil meskipun pada dasarnya mereka melewati adaptasi yang cukup panjang karena harus mengalami peralihan strategi dari yang semula terlalu mengandalkan pertahanan untuk kini menjadi lebih keluar menyerang.

Dari kasus ini, Chelsea barangkali harus lebih belajar bersabar, memahami dan menghargai. Jika pada akhirnya harus ditinggalkan Sarri, mungkin kita bisa menyebutnya sebagai karma. Namun mengingat mahirnya mereka dalam mengatasi perubahan di kursi kepelatihan, rasa-rasanya Chelsea tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sosok pengganti yang lebih atau setidaknya sepadan. Frank Lampard yang sudah mengecap pengalaman bersama Derby County jadi yang terdepan. Juga ada nama pelatih Ajax, Erik ten Hag dan Nuno Santos yang saat ini masih menukangi Wolverhampton.

Larangan Transfer Pemain

Kepergian Eden Hazard tentu menyisakan rasa kehilangan. Ia sudah menjadi bintang bagi Chelsea selama beberapa musim. Sebagai pengganti, Chelsea beruntung karena sudah menuntaskan transfer Pulisic pada musim lalu. Selain Pulisic, pemain dari akademi mereka, Hudson-Odoi juga digadang-gadang bakal menjadi kepingan yang dapat mengisi bagian kosong sepeninggal Hazard. Meski di sisi lain sebenarnya mereka juga masih memiliki pemain matang semacam Pedro dan Willian. Hanya saja, memang usia mereka sudah terbilang tua. Pedro sudah 31 tahun, sedang Willian juga bakal menginjak usia yang sama pada Agustus nanti.

Saya bahkan lebih mengkhawatirkan posisi penyerang di mana mereka hanya memiliki dua opsi: Olivier Giroud dan Gonzalo Higuain yang keduanya juga sama-sama sudah berkepala tiga. Malah, keduanya bisa dibilang berada pada masa kejayaan yang sudah habis. Selepas Diego Costa pergi Chelsea memang sudah tidak memiliki predator yang haus gol, yang memang benar-benar cocok dengan karakter mereka. Pembelian Alvaro Morata bahkan hanya berbuah kesia-siaan. Mentalnya mati ditekan media dan ekspektasi tinggi.

Sumber: En.AS.com
Sumber: En.AS.com

Meski Higuain memang terbilang masih berstatus sebagai pemain pinjaman dari Juventus, nampaknya pilihan untuk mempermanenkannya akan diambil mengingat larangan transfer dari FIFA bakal membuat mereka tidak bisa membeli siapa-siapa selama semusim penuh. Selain Higuain, nama pemain pinjaman dari Real Madrid, Mateo Kovacic sepertinya juga akan dipermanenkan untuk menjaga amunisi di sektor gelandang.

Larangan transfer pemain itu sendiri terjadi seusai Badan Sepak bola Dunia itu  menemukan Chelsea telah melanggar peraturan yang berkaitan dengan transfer internasional dan pendaftaran pemain berusia di bawah 18 tahun. Hal ini menyebabkan Chelsea tidak bisa melakukan pembelian pemain terhitung sejak jendala musim panas ini, hingga periode musim dingin nanti.

Saat ini Chelsea pun masih berjuang untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional, setelah pada Mei lalu banding mereka terhadap FIFA ditolak.

***

Hazard sudah pergi, mungkin Sarri akan menyusul sebentar lagi. Sementara embargo transfer sudah jelas menanti. Melepas bintang tanpa membeli pengganti yang sepadan, wacana kehilangan pelatih dengan filosofinya yang perlahan sudah tertanam, ditambah sektor penyerangan yang hanya akan dipimpin oleh pemain-pemain tua yang kelihatannya memang sudah habis masa kejayaannya. Entah bagaimana nasib Chelsea musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun