Mohon tunggu...
Syahrina Insani
Syahrina Insani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hiburan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Pemerintah di Era Media Sosial dan Media Masa dalam Masyarakat

18 Mei 2022   13:21 Diperbarui: 18 Mei 2022   13:27 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                   PENDAHULUAN

Teknologi komunikasi masa sering dijuluki sebgai fakfor penentu perubahan yang kehadiran nya tidak bisa di bendung lagi. Para ahli dlam dasawarsa 1950 dan 1960 menaruh harapan besae pada potensi media masa untuk meningkatkan pembangunan. Media masa memiliki kemampuan yang besar untuk menyebarkan pesan-pesan pembangunan kepada banyak orang, yang tinggal di tempat terpisah dan tersebar secra serentak dengan kecepatan tinggi. Pada masa pra-komunikasi media masa, umumnya orang bergantung kepada orang lain untuk mencatat, menafsirkan dan menyampakaikan pesan kepadanya dengan cara yang pribadi. Zaman komunikasi masa tiba ketika orang-orang mampu menciptakan mesn reproduksi yang dapat menggantikan komunikator pribadi dan melipatgandakan pesan-pesan nya. Lembaga pemerintahan telah menggunakan media social sebagai salah satu saluran komunikasi, setelah di tetapkan Intruksti Presiden nomor 9 tahun 2015 tentang pengelolaankomunikasi public. Bahwa media social dapat meningkatkan interaktivitas antara pemerintah dan public. Pada tahun 2017 menteri komunikasi dan informasi menghimbau pemerintah untuk menggunakan media social dalam berjkomunikasi dengan masyarakat. Survey penggunakaan tekonologi informatika dan informasi tahun 2017 menunjukan bahwa sebanyak 92,82% dari 3923 responden merupakan pengguna media social yang meliputi, facebook, instagram twitter dan path. Sebanyak 47,06% responden merupakan mahasiswa dan pelajar didaerah perkotaan menghabiskan waktu 1-3 jam untuk menggunakan social media, sedangkan sebesar 14,29% responden mahasiwa dan pelajar di daerah pedesaan menggunakan media social selama 5-10 jam. Ini merupakan hal urgent bagi pemda melakukan diseminasi informasi melalui akun medsos milik pemda (Kementrian Komoinfo, 2018a). Selaras dengan imbauan mentri Komunikasi dan Infomatika RI Rudiantara kepada pemda untuk menggunkan akun media social, maka 10 januari 2018 telah dikeluarkan pula instruksi mentri Komunikasi dan Informatika nomor 8 tahun 2018 tentang koordinasi unit kerja di unit kementrian Kominikasi dan Informatika dengan Gubernur sebgai wakil Pemerintah pusat di daerah, Walikota/Bupati, kepala dinas Komunikasi dan Informatika provinsi dan Kabupaten kota.

                        PEMBAHASAN

1. Perbandingan Media Masa dan Media Sosial dalam Masyarakat.

Bukan hal yang aneh lagi karna sekarang masyarakat lebih banyak menggunakan media social daripada media masa, karna di media social semua berita itu ada tetapi d media masa juga memberitakan berita yang sama di media social hanya saja media social lebih cepat diakses karna bisa dimana saja
Media Masa adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan, kepada orang banyak misalnya radio, televise dan surat kabar.
Karakteristik media masa menurut Cangara (2006) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat melembaga. Pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yang mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah. Komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak. Media ini data mengatasi rintangan waktu dan jarak karena ia memiliki kecepatan.
4. Bergerak secara luas dan simultan
5. Memakai peralatan teknis atau mekanis
6. Bersifat terbuka.
Karakteristik utama media adalah melembaga. Artinya, media ini didirikan dan dikelola oleh sbeuah lembaga, yakni perusahaan pers sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Jenis-jenis media masa 

1. Media cetak (print)
2. Media elektronik
3. Media online

2. Peran Media dalam Kehidupan Manusia
Media jadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat yang tidak dapat di pisahkan karna media social memperluas cakupan komunikasi. Beberapa contoh media di kehidupan manusia.
1. Media Cetak. Koran, sekian tahun lalu keberadaan Koran dianggap segera berakhir, karna Koran dinilai tidak ada pengaruh lagi. Pandangan ini memiliki alas an, karna banyak Koran di kota-kota besar sudah gulung tikar. Namun semenjak tahun 1970-an, Koran terbukti mampu bertahan, meskipun prosesnya memang tidak mudah. Walaupun Koran gagal bertahan tetapi daerah pinggir kota berhasil menyelamatkan diri. Majalah, sama dengan Koran dan bisa menyesuaikan dengan kondisi baru. Majalah yang mampu bertahan yaitu majalah khusus wanita, majalah olahraga dll.
2. Media Online. Pada media online ini biasanya digemari oleh seluruh kalangan baik dewasa, remaja maupun anak-anak. Media online ini misalnya ketika berada di luar rumah dan tidak bisa menonton televise, disitulah peran televise online sebagai media online berfungsi sehingga kedudukan atau posisinya menjadi penting bagi masyarakat. Media social menjadi kedudukan tertinggi dalam kehidupan masyarakat karena sering digunakan oleh seluruh kalangan. Selain digunakan untuk berkomunikasi bisa juga digunakan untuk berjualan, mencari lowongan pekerjaan. Peran media masa tidak bisa lepas dari fungsi ketika menjalankan perannya. Berdasarkan UU nomor 40 tahun 1999 tentang pers, media masa berfungsi untuk mengiformasikan, mendidik, menghibur dan pengawasan social. Keberhasilan media masa dalam berperan sebagai agen of change dapat dilihat dari pengaruh media masa terhadap individu dan masyarakat.

                                PENUTUP

Efek media masa selain positif juga memiliki dampak negative. Pengelola komunikasi masa dapat dipastikan tidak berniat untuk menyebarkan dampak negative kepada khalayanya. Media masa harus memiliki efek menambah pengetahuan, mengubah sikap, menggerakan perilaku. Isi siaran media masa merupakan konsumsi otak bagi masyarakat, sehingga apa yang ada di media masa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi. Pengaruh media massa yang besar melahirkan sebuah teori yang begitu terkenal di tahun 1940-an dengan nama teori peluru (bullet theory), oleh Efenddy (1994:264) yang mengutip penjelasan Melvin Defleur (1975) menerangkan bahwa pesan yang disampaikan oleh media massa ini dampaknya pada individu bersifat secara langsung dan segera.
Dampak media massa juga dijelaskan dalam Social Learning Theories atau Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura, sebagaimana dijelaskan di dalam teori ini, dikenal konsep reciprocal determinism. Konsep ini menjelaskan bahwa ada interaksi timbal balik secara berkelanjutan antara kognitif, perilaku dan lingkungan. Sebagaimana secara sosial dan manusia dikenal dari perilaku yang ada berdasarkan dimana manusia tinggal, bekerja dan bersosialisasi, maka konsekuensinya adalah lingkungan manusia membentuk perilaku sebagaimana perilaku manusia menjadi pengenal diri manusia itu di lingkungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun