Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Batik Nasional, Bukan Cuma Soal Baju Seragam

2 Oktober 2025   19:44 Diperbarui: 2 Oktober 2025   19:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membatik. Sumber foto : bahankain.com

Setiap tanggal 2 Oktober, suasana sekolah di Indonesia biasanya punya nuansa berbeda. Begitu masuk gerbang, kita akan melihat lautan batik warna-warni. Dari guru sampai siswa, semua kompak pakai batik. Ada yang motifnya klasik, ada yang modern, bahkan ada yang coraknya bikin kita bengong karena unik banget.

Sekilas, mungkin terlihat seperti rutinitas tahunan: "Ya sudah, tanggal 2 Oktober berarti pakai batik." Tapi kalau mau jujur, Hari Batik Nasional sebenarnya lebih dari sekadar ganti baju seragam. Ia bisa jadi pintu masuk yang menarik untuk dunia pendidikan, buat ngenalin budaya, nilai hidup, sampai membuka ruang kreativitas buat siswa.

Batik Itu Cerita, Bukan Cuma Kain

Banyak anak muda yang mikir batik itu pakaian orang tua, atau paling banter jadi seragam kantor. Padahal, batik punya cerita panjang yang luar biasa. UNESCO bahkan sudah mengakui batik sebagai warisan budaya dunia sejak 2009. Itu artinya, dunia aja mengakui betapa spesialnya kain ini.

Di sekolah, guru bisa pakai momentum Hari Batik buat bercerita. Misalnya, kenapa ada motif parang yang dulu cuma boleh dipakai raja, atau kenapa motif kawung melambangkan keadilan. Anak-anak yang tadinya cuek bisa jadi penasaran, "Oh, jadi batik itu ada filosofinya, bukan sekadar gambar-gambar aneh di kain."

Saya pernah lihat sendiri, ada anak SMP yang awalnya males banget disuruh pakai batik. Tapi begitu gurunya cerita soal batik Lasem yang lahir dari percampuran budaya Jawa dan Tionghoa, matanya langsung berbinar. Dari yang awalnya "batik itu norak", berubah jadi "wah, keren juga ya batik bisa jadi jembatan antarbudaya."

Bangga Jadi Orang Indonesia

Hari Batik Nasional juga penting buat urusan identitas. Jujur aja, banyak siswa sekarang hafal logo klub bola luar negeri atau brand fashion luar, tapi nggak tahu motif batik daerahnya sendiri. Padahal batik itu justru bagian dari siapa kita sebagai bangsa.

Makanya, banyak sekolah bikin acara seru tiap 2 Oktober. Ada yang bikin lomba fashion show batik, ada juga yang bikin pameran karya batik buatan siswa. Walaupun hasilnya sederhana, tapi ada rasa bangga tersendiri. Anak-anak jadi belajar: "Ini lho budaya kita, ini lho jati diri kita."

Apalagi kalau kegiatan itu dikaitkan dengan sejarah lokal. Misalnya, di Pekalongan siswa belajar kenapa batik di sana berkembang karena jalur perdagangan. Atau di Yogyakarta, mereka dikenalkan motif batik yang dulu cuma dipakai keluarga keraton. Identitas bangsa nggak datang dari ceramah panjang lebar, tapi dari pengalaman langsung yang bikin mereka merasa memiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun