Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Beras dan Bulan Puasa: Sebuah Refleksi Mendalam

25 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 12 Maret 2024   14:17 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi via image creator Canva 

"Kerukunan dan kepedulian kitalah yang akan mengatasi berbagai persoalan bangsa ini, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat"

Harga beras di Indonesia sudah merangkak naik sejak beberapa bulan terakhir. Kenaikan harga ini tentu menjadi perhatian banyak kalangan, terutama menjelang bulan suci Ramadan yang sebentar lagi akan tiba. Sebagai sesama umat Islam, marilah kita renungkan situasi ini dengan bijak dan penuh empati.  

Mengapa harga beras naik? Ada banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang merusak panen, kenaikan harga pupuk dan transportasi, hingga campur tangan para penimbun yang mengambil keuntungan di tengah kesulitan masyarakat kecil. Tentu kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja. Yang jelas, kenaikan harga beras ini sangat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah yang menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari.

Di sisi lain, bulan Ramadan segera tiba, bulan di mana umat Islam diwajibkan berpuasa dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tapi juga melatih mental dan spiritual kita. Salah satu hikmah puasa adalah agar kita dapat merasakan penderitaan orang miskin yang sering kelaparan, sehingga timbul rasa syukur dan empati untuk membantu mereka. 

Melihat kondisi saat ini, bulan Ramadan yang akan datang bisa menjadi momentum bagi kita semua untuk merenungkan masalah kenaikan harga beras yang tengah melanda negeri ini. Dengan berpuasa kita diajak untuk ikut merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kita yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya. Kita diajak untuk tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan, terutama beras, di bulan yang mulia ini.

Marilah kita mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Di bulan Ramadan, cobalah untuk mengurangi konsumsi beras, misalnya dengan mengganti nasi dengan lauk pauk atau makanan lain untuk berbuka dan sahur. Bagi yang mampu, beralihlah sejenak dari beras premium ke beras medium atau bahkan beras raskin yang harganya jauh lebih murah. Apabila kita mengurangi konsumsi beras, permintaan di pasaran otomatis berkurang dan dapat menekan kenaikan harga.

Langkah selanjutnya, marilah kita saling mengingatkan di komunitas masing-masing. Ajaklah tetangga, kerabat dan teman untuk ikut mengurangi konsumsi beras di bulan Ramadan. Kita bisa menyebarkan pesan ini melalui pengajian, arisan, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Dengan bergandengan tangan, kita bisa menjalani ibadah puasa dengan penuh kebermaknaan sekaligus turut menyelesaikan persoalan sosial yang tengah melanda saudara-saudara kita.

Pemerintah sendiri diharapkan dapat mengendalikan kenaikan harga beras melalui intervensi pasar yang tepat, misalnya dengan meningkatkan stok beras raskin dan menyalurkannya ke masyarakat secara merata. Pengawasan terhadap praktik penimbunan juga perlu ditingkatkan agar stok beras dapat mengalir secara lancar ke seluruh pelosok tanah air. Kerja sama multisektor sangat diperlukan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan beras tetap terjaga.

Bulan Ramadan adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk menjalankan introspeksi dan melakukan aksi nyata menolong sesama. Dengan berpuasa kita diajak merenungkan berbagai persoalan sosial yang melanda negeri ini, dan dengan kebijaksanaan kita diajak untuk turut menjadi bagian dari solusi atas persoalan-persoalan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun