Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Dakwah Sang Mubalig: Mengenang Almarhum Bapak Muarif

19 Februari 2024   20:06 Diperbarui: 20 Februari 2024   08:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke rahmatullah Bapak Muarif, S.H.I, guru PAI SMP Negeri 1 Damar, pada hari Senin jam 16.00 WIB di UGD RSUD Moh. Zein - Belitung Timur. 

Almarhum dikenal sebagai seorang guru agama yang taat dan saleh. Selain mengajar di sekolah, beliau juga aktif berdakwah sebagai penceramah dan khatib Jumat di hampir seluruh masjid se-Kecamatan Manggar. 

Saya sendiri tidak begitu mengenal almarhum secara dekat. Hanya beberapa kali bertemu dan berinteraksi dengannya. Pertemuan pertama kami saat beliau mendampingi siswa-siswinya dalam UNBK di sekolah saya beberapa tahun lalu. 

Setelah itu, saya lebih sering mendengarkan ceramah-ceramah beliau saat menjadi khatib Jumat di masjid dekat rumah saya. Terakhir, Jumat pekan lalu (16 Februari 2024), beliau menyampaikan khotbah Jumat di masjid kami. Tanpa kami sadari, itu menjadi khotbah terakhir yang disampaikan almarhum.

Saya masih ingat, saat itu beliau berkhutbah tentang tiga peristiwa besar yang terjadi di bulan Sya'ban, yaitu perpindahan kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram, turunnya perintah puasa wajib di bukan Ramadhan, dan perintah untuk bersholawat kepada nabi Muhammad. Usai salat Jumat, saya segera menuju rumah dan menuangkan inti ceramah beliau dalam sebuah tulisan yang saya unggah di Kompasiana berjudul "3 Peristiwa Besar di Bulan Sya'ban". 

Sungguh, saya tidak menyangka bahwa tulisan itu kelak menjadi kenangan terakhir bersama almarhum. Semoga amal baik Bapak Muarrif diterima oleh Allah, dan kelak kita dipertemukan kembali di surga-Nya. Aamiin.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Selamat jalan pak guru. Terima kasih telah menaburkan ilmu dan kebaikan selama hidup di dunia. Semoga Allah menerima semua amal ibadah Bapak dan mengampuni dosa-dosa Bapak. Aamiin. 

Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, jamaah masjid, dan masyarakat Kecamatan Manggar pada umumnya. Beliau dikenal sangat dekat dengan masyarakat setempat karena rutin memberikan pengajian dan tausiah keagamaan. 

Tidak hanya itu, almarhum juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Misalnya, terlibat dalam pengumpulan dan penyaluran zakat fitrah setiap Idul Fitri, penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha, hingga pemberian santunan bagi anak yatim dan dhuafa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun