Mohon tunggu...
Syahrani
Syahrani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Kelahiran Banjarmasin, penyuka traveling, nonton dan aktif menulis di media sosial dengan tema pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kerja Keras? Tidaklah Cukup

26 Mei 2022   07:22 Diperbarui: 26 Mei 2022   07:29 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Akhirnya ketemu juga!

Ya, sudah lama Saya mencari keberadaan warung makan yang menjadi langganan Saya ketika masih sekolah SD di Banjarmasin.

Tanya sana sini akhirnya ketemu juga. Banyak yang berubah.
Dulu tempatnya sempit sekarang luas. Dulu cuma nyewa, sekarang milik sendiri. Dulu belum punya karyawan, sekarang sudah punya lima. Dulu menunya cuma satu, sekarang variatif.

Inilah yang disebut dengan pekerja cerdas.

Kenapa pekerja cerdas? Karena dalam berbisnis, TIDAK CUKUP hanya dengan bekerja keras.

Pemilik warung ini mau belajar, mau berubah, mau beradaptasi, mau keluar dari rutinitas yang sudah enak dijalani, mau mendapatkan tantangan. Beliau putar otak agar warungnya bisa membesar untuk melayani pembeli dengan lebih banyak.

Sementara, berapa banyak orang yang enggan berubah, enggan beradaptasi. Berapa orang yang mempertahankan keegoisannya, tidak mau mendengarkan nasehat orang lain. Ia merasa nyaman dengan apa yang sudah didapatkan sehingga tidak mau bertumbuh. 

Berapa banyak kita lihat orang berjualan di tempat yang sama, berpuluh-puluh tahun lamanya, tidak ada perubahan. Masih ngontrak, masih sempit, masih dalam gang.
 
Kerja keras udah, kerja cerdas juga udah, nah selanjutnya agar lengkap, perlu di tambah satu lagi yaitu kerja ikhlas.

Jika kerja keras itu dari otot, kerja cerdas itu dari otak sedangkan kerja ikhlas berasal dari hati. Hati yang mampu merasa, bahwa yang dilakukan ini semata-mata untuk mencapai keridhoan Allah.

Saran Saya, carilah bisnis yang penuh manfaat dan bisa dijalankan dalam jangka panjang, bukan musiman, bukan ikut tren sesaat agar kelak bisa bertumbuh, bisa dikembangkan dengan lebih besar lagi.
 
Jika omset membesar, profitnya juga membesar, maka sedekahnya juga ikut membesar.

Jangan gaya hidup yang ikut-ikutan membesar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun