"Mulai dari nol ya Pak." Itu kalau kita mau ngisi BBM di SPBU.
"Mulai dari PAUD ya Bu." Itu kalau anak kita mau sekolah.
"Mulai dari staf ya Mas." Itu kalau profesi kita sebagai karyawan.
Ibarat masa pertumbuhan bayi. Dari yang awalnya hanya bisa terlentang kemudian miring, tengkurap, menegakkan kepala, merangkak, duduk hingga akhirnya bisa berjalan.
Semuanya bertahap, semuanya berurutan.
Bagaimana kalau berbisnis.
Apakah harus punya ide terlebih dahulu? Berdiri sendiri? Berurutan sesuai tahapan alur produksi? Punya toko sendiri? Punya pengalaman sendiri? Punya modal banyak?
Ternyata tidak. Menariknya di bisnis, tidak harus dari nol. Dari minus pun jadi. Tidak harus dari awal, tidak harus berurutan.
Laksana bayi, bisa langsung berlari.
Laksana sekolah, bisa langsung ke SMA.
Laksana karyawan, bisa langsung menjadi kepala dinas.
Itulah bisnis.
Belum punya ide, bisa berasal dari ide orang lain.
Belum punya modal besar, bisa mulai dengan modal yang kecil.
Belum punya toko, bisa mulai jualan di hp.
Belum punya produk sendiri, bisa mulai dengan reseller, agen.
Belum punya pengalaman sendiri, bisa belajar dari pengalaman orang lain.
Belum punya keberanian sendiri, bisa mulai dengan berkomunitas, rame-rame.
Kuncinya, mulai saja dulu.Â
Saran buat pemula, hindari coba-coba sendirian. Bergabunglah dengan komunitas bisnis yang sudah sudah terbukti dan teruji. terpenting, harus punya mentor.Â