Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

“Ruwahan” Sebagai Pembuka Gerbang Bulan Suci

4 Juni 2016   23:28 Diperbarui: 4 Juni 2016   23:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam banyak hal, bulan Ramadhan banyak mendorong manusia untuk lebih peka, lebih sabar dan lebih sering berkomunikasi dengan masyarakat, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bulan Ramadhan tampak akan lebih hidup dengan nuansa-nuansa sosial-religius yang dibangun oleh mereka yang berpuasa. 

Hal ini dapat dilihat oleh munculnya tradisi “buka puasa” yang dilakukan secara bersama-sama, adanya manusia-manusia yang muncul lebih dermawan, masjid-masjid akan tampak ramai dan riuh bahkan sampai malam hari dan masih banyak sisi kehidupan sosial masyarakat yang tercipta oleh kedatangan bulan Ramadhan. 

Belum lagi diramaikan oleh acara-acara TV yang tentu memperpanjang jam tayangnya selama bulan suci dengan beragam acara dari mulai  sinetron, musik, talkshow, diskusi bahkan komedi semuanya bernuansa religius. Sosialitas dan religiusitas seperti yang tempak pada bulan Ramadhan tidak pernah kita jumpai lagi di bulan-bulan lainnya.

Jadi, momen datangnya bulan suci, harus dimulai dengan mensucikan diri kita dari berbagai khilaf, salah dan dosa yang sering kita perbuat. Meminta maaf kepada sesama adalah perintah dari agama dan itulah awal pensucian diri kita. Karena, ketika kita termaafkan, beban di hati akan kesalahan bisa  berkurang bahkan hilang sehingga secara spiritual hati kita yang selama ini menjadi cermin dari perbuatan kita sehari-hari telah tersucikan oleh kondisi saling memaafkan. 

Memang, meminta maaf itu hal yang mudah, tetapi memaafkan bisa menjadi hal yang sangat sulit bagi seseorang. Di bulan yang suci yang segera kita temui ini, marilah lepaskan beban dalam diri kita yang selama ini selalu mengganjal, melaui tradisi saling memaafkan. Selamat Berpuasa!


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun