Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mengukur Dampak Tulisan: Lebih dari Sekadar Klik dan Like

20 Juni 2025   06:01 Diperbarui: 20 Juni 2025   06:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tulisan berdampak. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Seri 9 dari 10 seri "Menulis Agar Dibaca"

Ada satu kebiasaan yang hampir semua penulis digital lakukan setelah mempublikasikan tulisan: mengecek angka. Berapa views? Berapa like? Berapa yang komentar? Lalu diam-diam bertanya dalam hati, "Apakah ini tulisan yang berdampak?"

Tak salah memang. Di era digital, statistik memang menjadi cermin awal. Tapi pertanyaannya lebih dalam dari sekadar angka. Apa arti dampak? Apakah sebuah tulisan dianggap berhasil jika dibaca ribuan orang? Atau justru ketika satu orang saja membacanya---dan hidupnya berubah?

Dalam menulis digital, penting untuk belajar membedakan antara jangkauan dan dampak. Jangkauan adalah seberapa luas tulisan kita menyebar. Dampak adalah seberapa dalam ia menancap di hati pembaca.

Statistik Itu Penting, Tapi Bukan Segalanya

Kita sudah terbiasa menilai tulisan dari metrik seperti:

  • Jumlah pembaca (views)
  • Jumlah interaksi (likes, shares, comments)
  • Durasi baca (di platform seperti Medium atau Substack)
  • CTR (click-through rate), jika kamu main di blog atau email list

Semua ini berguna. Mereka memberi kita petunjuk: mana judul yang menarik? Mana topik yang disukai? Kapan waktu terbaik mempublikasikan?

Tapi angka-angka ini tidak selalu bercerita tentang efek nyata. Tulisan bisa viral karena kontroversi sesaat. Bisa ramai karena judul bombastis. Tapi belum tentu mengubah pikiran siapa pun.

Lalu, Apa Itu Dampak?

Dampak adalah ketika seseorang membaca tulisanmu, lalu:

  • Mengubah cara pandangnya.
  • Merasa tidak sendiri.
  • Merasa tercerahkan.
  • Melakukan sesuatu.

Contohnya: seorang mahasiswa membaca tulisanmu tentang burnout, lalu memutuskan istirahat sejenak dan bicara dengan dosennya. Seorang guru membaca refleksimu tentang literasi, lalu mulai mencoba pendekatan baru di kelas. Seorang pembaca diam-diam membagikan tulisannya ke temannya, lalu berkata: "Ini kayak kamu banget."

Dampak seperti ini kadang tidak terukur. Tapi bisa terasa. Lewat komentar yang jujur. Lewat pesan pribadi yang tiba-tiba datang. Atau lewat ajakan kolaborasi dari orang yang tak pernah kamu kenal sebelumnya.

Bagaimana Menulis untuk Dampak, Bukan Sekadar Statistik?

1. Fokus pada Relevansi dan Empati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun