Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mengarsipkan Tulisan: Membuat Portofolio Digital yang Berkelas dan Terbaca

18 Juni 2025   06:30 Diperbarui: 18 Juni 2025   05:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengarsipkan tulisan. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Seri 7 dari 10 seri "Menulis Agar Dibaca"

Salah satu kenikmatan dalam menulis digital adalah bisa melihat jejak. Kita bisa menelusuri tulisan-tulisan yang pernah kita buat, melihat bagaimana diri kita berkembang, topik apa yang sering kita angkat, dan gaya bahasa seperti apa yang paling mewakili suara kita.

Namun, seiring waktu, tulisan-tulisan itu bisa tercecer. Terkubur di linimasa media sosial, tertumpuk di platform blogging, atau berserakan dalam bentuk tautan yang kita lupa pernah dibagikan ke mana saja. Di titik inilah pengarsipan tulisan menjadi penting. Bukan sekadar untuk rapi-rapi, tapi sebagai cara membangun identitas digital penulis yang kuat dan profesional.

Mengapa Harus Diarsipkan?

Bayangkan suatu hari kamu diminta menjadi pembicara, pengisi pelatihan, atau melamar beasiswa---dan diminta menunjukkan karya tulis. Akan jauh lebih mudah jika kamu sudah punya portofolio digital: daftar rapi tulisanmu, lengkap dengan tautan aktif dan ringkasan isi.

Mengarsipkan tulisan juga memudahkan pembaca baru mengenal siapa dirimu. Seorang pembaca yang menyukai satu tulisan, sering kali ingin membaca karya-karya lainnya. Tapi kalau tidak tahu harus mencarinya di mana, mereka pun hilang di tengah jalan.

Cara Sederhana Mengarsipkan Tulisan

1. Gunakan Dokumen Induk (Master List)

Buat satu dokumen---boleh di Google Docs, Notion, atau Excel---yang berisi daftar semua tulisanmu. Sertakan:

  • Judul
  • Tanggal terbit
  • Tautan aktif
  • Platform publikasi (Kompasiana, blog pribadi, dsb.)
  • Ringkasan isi 1--2 kalimat

Dokumen ini seperti katalog pribadi. Kamu bisa membaginya saat dibutuhkan, atau hanya menyimpannya untuk keperluan pribadi.

2. Kelompokkan Berdasarkan Tema atau Gaya

Kalau kamu punya banyak tulisan, kelompokkan berdasarkan topik. Misalnya:

  • Refleksi Pendidikan
  • Literasi Digital
  • Tips Menulis
  • Catatan Sosial
  • Esai Kultural

Kelompok-kelompok ini bisa menjadi kategori dalam blog, folder di Google Drive, atau bagian terpisah dalam daftar portofolio. Ini juga membantu pembaca yang ingin menjelajahi tulisan berdasarkan minat tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun